[PORTAL-ISLAM.ID] Dewa Eka Prayoga Foundation (DeEP-F), membangun hunian sementara bagi warga terdampak gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Hunian sementara itu bakal diberi nama Hunian Sementara Rasa Layanan Surgawi atau Huntara Jannati. Tak hanya itu, para korban terdampak juga bakal mendapat makanan cepat saji hingga bimbingan keimanan.
Adapun dua unit Huntara Jannati sudah didirikan di Kavling Babakan Asri, Kecamatan Cugenang, Cianjur. Kegiatan peresmian Huntara Jannati tahap pertama itu dipimpin langsung Founder DeEP-F, Rendy Saputra. Huntara Jannati diketahui merupakan hasil kerja sama antara DeEP-F dan Muhsinin Club serta Selamatkan Indonesia dengan Al-Quran (SIDAQ).
"Di Huntara ini ada empat fasilitas besar yang kami berikan. Ada hunian, makanan, penguatan keimanan, hingga keilmuan dakwah serta pemberdayaan ekonomi sebagai wujud recovery korban gempa Cianjur," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (28/11/2022).
Menurut Rendy, para korban terdampak nantinya bakal menempati Huntara Jannati selama satu tahun. Dengan layanan yang diberikan selama satu tahun, diharapkan mereka dapat kembali ke kehidupan normal dan menata lagi kehidupannya yang terdampak oleh gempa.
"Kenapa kami bangun Huntara? Kan konsepnya hunian sementara, konsepnya satu tahun karena kami yakin recovery gak akan cepat," ucap dia.
Lebih lanjut, Rendy menambahkan, Huntara Jannati akan dibangun secara permanen menggunakan material yang tahan terhadap getaran gempa seperti penggunaan baja ringan dan papan GRC untuk dindingnya. Lalu, bagian tanah diplester serta atapnya memakai spandek. Tak hanya memberi hunian, pihaknya juga bakal berupaya memulihkan kembali ekonomi warga terdampak gempa.
"Kita cek jalur pekerjaannya. Kalau bertani di mana misalnya, apakah dia bisa recovery atau ada bantuan pemerintah. Jadi, targetnya itu dia betul-betul bisa mandiri lagi," jelas dia.
Sementara itu, syarat untuk dapat menempati Huntara Jannati yakni korban merupakan warga yang rumahnya mengalami rusak berat akibat gempa. Adapun satu unit Huntara Jannati disebutnya mempunyai data tampung hingga 80 orang.
"Dengan ukuran 10x10 meter, maka satu Huntara ini nantinya kira-kira bisa menampung sebanyak 80 orang," papar dia.
Dalam proses pengelolaan, Huntara Jannati akan dikelola oleh sejumlah divisi antara lain divisi aset dan logistik yang bertugas untuk memastikan bantuan bagi warga terdampak hingga divisi pendataan yang akan bertugas melakukan verifikasi. Kemudian, adapula divisi ketakmiran dan kemasjidan yang bertugas untuk memberi bimbingan keimanan.
"Dalam syariat, wakaf itu bukan hanya masjid. Sesuatu yang dipakai jangka panjang dan tidak habis itu wakaf, makanya nyebutnya wakaf Huntara karena bisa dipakai terus," kata dia.
Ke depan, sambung Rendy, Huntara Jannati akan jadi pilot project oleh DeEP-F yang dipimpin oleh Dewa Eka Prayoga. Dengan begitu, apabila suatu waktu terjadi lagi bencana, pihaknya sudah memiliki gambaran hunian yang akan dibangun untuk warga terdampak. "Mudah-mudahan Huntara ini bisa jadi template DeEP-F," kata dia.
Di lokasi yang sama, perwakilan dari Muhsinin Club, Muhammad Catur Gunandi mengaku senang dapat berkolaborasi untuk membantu penanganan gempa di Cianjur. Dia pun mengajak kepada anggota Muhsinin Club yang terdiri dari 106 pengusaha muslim untuk ikut serta memberi bantuan ke warga terdampak melalui DeEP-F.
"DeEP Foundation ini adalah satu entitas yang bisa kita percaya, amanah dan semoga Allah selalu menjaga. Semoga ide ini disambut baik oleh berbagai entitas, termasuk entitas dalam circle saya. Akan saya bawa untuk jadi ide dan turut membangun Huntara-Huntara di tempat yang membutuhkan," lanjut dia.
Hal senada dikatakan oleh Korlap SIDAQ Solidarity, Ibrahim Wahid. Dia mengaku sangat mendukung Huntara Jannati yang digagas oleh DeEP-F. Dia pun berharap melalui hunian itu para warga terdampak bakal semakin didekatkan dengan Al-quran. "Donatur SIDAQ sangat merespons baik," ucap dia.
(Sumber: Kumparan)