Kepala BIN Budi Gunawan Serasi Menjadi Cawapres Anies Baswedan
Oleh: Kisman Latumakulita (Wartawan Senior FNN)
HAMPIR dipastikan tidak ada komponen bangsa ini yang meragukan komitmen dan kemampuan Budi Gunawan. Meskipun tidak banyak diketahui masyarakat menengah-bawah, namun kiprah Budi Gunawan untuk menyatukan seluruh komponen bangsa selalu dan selalu dilakukan. Tidak pernah berhenti berbuat yang terbaik demi bangsa Indonesia. Berbagai lapisan masyarakat digalang untuk memastikan bahwa Indonesia tetap bersatu, baik hari ini maupun nantinya.
Ketokohan Budi Gunawan bisa dianggap mewakili kaum nasionalis abangan. Figur yang cocok dengan bakal Calon Presiden Partai Nasdem Anies Baswedan yang dikesankan mewakili kelompok nasionalis kanan. Pasangan koalisi yang serasi untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan bangsa Indonedia. Anies Baswean-Budi Gunawan dapat mengakhiri keterbelahan sosial masyarakat yang masih terasa sampai hari ini.
Selain itu, pasangan Anies Baswedan-Budi Gunawan juga bisa membawa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain di panggung kelas dunia. Apalagi menghadapi resesi ekonomi yang melanda dunia hari ini, dan telah masuk di halaman tengah rumah besar bangsa Indonesia, sangat membutuhkan pasangan Capres-Cawapres yang punya kemampuan di atas rata-rata normal. Butuh Capres-Cawapres yang punya kemampuan komunikasi dan diplomasi kelas dunia dan terukur. Itu hanya ada pada pasangan Anies Baswedan-Budi Gunawan.
Jika terwujud, maka pasangan Capres-Cawapres Anies Baswedan-Budi Gunawan mengingatkan kita dan publik dunia kepada pasangan Presiden-Wakil Presiden Amerika legendaris Ronald Reagen-Goerge Bush senior. Bush adalah mantan Kepala Central Intelligence Agency (CIA). Pasangan Reagen-Bush sangat sukses ketika memimin Amerika selama dua priode. Setelah Reagen berakhir priode kedua, giliran Bush senior yang menggantikan Reagen sebagai Presiden Amerika dari Partai Republik.
Dibandingkan kandidat cawapres Agus Harimurti Yudhoyono dari Partai Demokrat maupun mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Harian dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Budi Gunawan masih lebih unggul. Bisa dibilang unggul dalam semua aspek. Apalagi Budi Gunawan juga memiliki kedekatan yang sangat mumpuni dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Begitu pula bila dibadingkan dengan Jenderal Polisi (Purn.) Prof. Dr. Muhammad Tito Karnavian PhD, yang sekarang menjabat Menteri Dalam Negeri, maka Budi Gunawan juga masih lebih unggul. Budi Gunawan itu matang dan mampu di semua lini. Baik itu lini depan, lini tengah dan lini belakarang. Sementara masyarakat menduga Tito Karnavian menjadi bagian penting yang ikut membuat institusi Kepolisin jatuh ke titik paling nadir hari ini.
Dimulai ketika Tito Karnavian menjabat sebagai Kapolri. Tito membentuk Satgassus Nusantara dan Satgassus Merah Putih. Sekarang sudah dibubarkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit. Anggota Komisi III DPR Mulfachri Harahap mengatakan, Satgassus adalah organ khusus di dalam institusi Kepolisian yang punya kewenangan tanpa batas. Dapat berbuat apa saja. Menjangkau dan mengambil alih kapan saja perkara di semua Polda. Para anggotanya dikesankan meliki darah biru, yang dapat dipromosikan pada semua jabatan penting dan strategis di Kepolisian.
Deperkirakan anggota Satgasus sangat mudah untuk sekolah pada semua jenjang pendidikan di Kepolisian. Kebijakan Tito Karnavian ini diteruskan oleh Kapolri Idham Azis. Anggota Satgassus sangat mudah untuk sekolah di Sekolah Calon Perwira Pertama, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (SESPIMMEN) maupun Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (SESPIMTI).
Kasihan Kapolri Jendral Listyo Sigit, yang hari ini harus kerja keras dan pontang-panting mencuci piring kotor yang ditinggakan Tito Karnavian dan Idham Azis. Misalnya, Tito Karnavian menunjuk Ferdy Sambo sebagai Korspripim Kapolri. Jabatan yang setara dengan Ajudan Presiden dan Ajudan Wakil Presiden. Tiga jabatan dengan pangkat Komisaris Besar (Kombes) Polisi ini, kalau dimutasi, dipastikan naik menjadi jendral bintang satu. Tidak mungkin dimutasi ke jabatan dengan pangkat Kombes juga.
Diduga Tito Karnavian kini sedang digadang-gadang oleh beberapa petinggi PKS yang dikoordinir Sekjen PKS Habib Aboebakar Alhabsyi untuk berpasangan dengan Anies Baswedan sebagai bakal Cawapres. Manuper politik Sekjen PKS ini dapat dipahama, karena selama menjadi anggota DPR lima belas tahun, Habib Aboebakar Alhabsyi hanya bertugas di Komisi III DPR. Komisi yang membidangi masalah-masalah hukum. Wajar kalau mempunyai kedakatan khuusus dengan Tito Karnavian.
Dukungan politik untuk Budi Gunawan, pastinya bukan hanya dari PDI-P saja. Sebab sebagai orang menjabat Kepala BIN selama enam tahun lebih, Budi Gunawan tentu punya kaki dan tangan dimana-mana. Mungkin juga di kalangan partai politik selain PDI-P. Bahkan diperkirakan Budi Gunawan masih punya pengaruh yang sangat kuat di kalangan Kepolisian dan TNI.
Budi Gunawan diperkirakan masih juga punya pengaruh kuat di kementerian dan lembaga-lembaga negara. Bahkan termasuk di kalangan pejabat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), para Gubernur dan Bupati-Walikota. Semua ini tentu menjadi modal dan kekuatan Budi-Gunawan untuk berpasangan dengan Anies Baswedan sebagai Cawapres. Jika demikian, maka pasangan Anies Baswedan-Budi Gunawan hampir pasti bakal menang jika berhadap-hadapan dengan pasangan Capres-Cawapres manapun.
Budi Gunawan menjadi bakal Cawapres untuk Anies Baswedan, sangat ditetantukan oleh pandapat dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soerkarnoputri. Tidak mungkin Budi Gunawan membuat keputusan penting tanpa mendengar pendapat dan masukan dari Megawati Soekarnoputri. Apalagi Budi Gunawan pernah menjadi Ajudan Presiden ketika Megawati Soekarnoputri menggantikan Abdurahman Wahid atau Gus Dur.
Jika pasangan Anies Baswedan-Budi Gunawan terwujud, dan terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2024, maka dipastikan Ketua Umum PDI-P setelah Megawati Seokarnoputri nanti tetap dipegang oleh trah Soekarno. Jika dari trah Soekarno, maka kemungkinan besar Puan Maharani yang bakal naik tahta menjadi Ketua Umum PDIP.
(Sumber: FNN)