[PORTAL-ISLAM.ID] Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi menyebut proyek kereta cepat Jakarta- Bandung diperkirakan akan menyumbang penerimaan negara hingga Rp11,1 triliun sampai Juni 2023.
"Ke depan, estimasi kami proyek KCJB ke penerimaan negara baik itu pajak maupun PNBP (penerimaan negara bukan pajak) nantinya sekitar Rp11,1 triliun," ujarnya dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI, Rabu (9/11/2022).
Menurutnya, sejak pertama kali proyek dibangun, KCJB sudah berkontribusi kepada penerimaan negara dengan realisasi Rp6,7 triliun sampai September 2022 dan akan terus bertambah.
Kontribusi yang sudah terealisasi ini terdiri dari setoran kewajiban pajak (PPN, PPh, BPHTB, dan PBB) sebesar Rp5,1 triliun, kemudian pembayaran sewa halim untuk lahan halim sebesar Rp1,16 triliun, dan pembayaran sewa BMN untuk lahan rumija sebesar Rp436,8 miliar.
Pernyataan Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China ditanggapi menohok Said Didu.
"Ini lucu, biaya membengkak dan molor dianggap menguntungkan krn negara mendapatkan pajak dan sewa padahal uang yg dipungut tsb adalah uang dari utang," kata Said Didu di akun twitternya @msaid_didu, Kamis (10/11/2022).
"Kalau cara hitungnya demikian, naikin lagi aja biayanya dan perlama selesainya maka penerimaan pajak dan sewa akan naik," sentil mantan Sekretaris Kementerian BUMN era Presiden SBY itu (2005-2010).
Ini lucu, biaya membengkak dan molor dianggap menguntungkan krn negara mendapatkan pajak dan sewa padahal uang yg dipungut tsb adalah uang dari utang.
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) November 10, 2022
Kalau cara hitungnya demikian, naikin lagi aja biayanya dan perlama selesainya maka penerimaan pajak dan sewa akan naik. https://t.co/jsV6YBvcge
Cara pikir rejim mukidi mmg gitu. 🤣
— Ramadhani (@dhaniakrom04) November 10, 2022
Biarkan PARA PENJILAT itu terus MENJILATI PANTAT PENGUASA sampai ilang bau nya pak..
— gus YAKUL (@AbdulRokhib2) November 10, 2022