KALAU NEGARA DIKELOLA DENGAN BENAR, BUKAN CUMA TANPA HUTANG, BAHKAN BISA MENGGAJI RAKYAT PULUHAN JUTA PERBULAN!
Sekitar tujuh tahun yang lalu. Saya masih kerja di Perusahaan Pemasaran milik orang lain. Ditugaskan di Tanjung Pinang.
Suatu siang kami duduk santai sambil menunggu Dzuhur di Masjid Raya Tanjung Pinang. Di Dompak. Kawasan Perkantoran Kantor Gubernur Provinsi Kepulauan Riau.
Cuaca sedikit mendung.
"Kita masuk ke dalam Pak. Bahaya diluar situ" teriak anak buah saya yang asli orang Tanjung Pinang.
"Kenapa?"
"Tanah disitu banyak mengandung Bauksit. Konon Bauksit seperti magnet yang bisa menarik Petir"
Saya memandang hamparan tanah di depan Masjid. Luar biasa kayanya Negeri ini. Bahan tambang saja bisa terhampar di depan mata.
Beberapa tahun kemudian saya pindah ke Kalimantan Timur. Divisi Manager di Perusahaan Pemasaran yang berbeda.
Lagi-lagi saya terkejut dengan fakta melimpahnya Batubara di sana.
Kalau di Negara lain tambang Batubara bisa ratusan meter dibawah permukaan tanah. Sering longsor dan mengakibatkan korban jiwa.
Lihatkan di sini. Cukup pakai cangkul dan sekop, bahkan pakai tangan telanjang bisa menambang Batubara. Karena Batubaranya di permukaan tanah!
Betapa Kayanya Negeri ini. Tidak masuk akal masih ada kemiskinan dan rakyat yang kelaparan.
Mesti ada yang salahkan?
Negara kita membutuhkan Pemimpin yang kuat. Presiden yang mampu "menjinakkan" bukan cuma para Cukong dan Oligarki. Tapi juga Perangkat Negara khususnya Aparat yang seringkali jadi Backing bahkan jadi Pemain.
Semua bermain mengeruk kekayaan dan Tambang milik Negara. Kasihannya, kalau menurut saya hampir 70 persen kekayaan tambang Negara kita malah dinikmati oleh Asing.
Sisanya dinikmati oleh para Pejabat. Dan Negara cuma dapat bagian stempel. Artinya rakyat tidak dapat apa-apa.
Padahal kalau semua Tambang dan kekayaan Negara kita dikelola dengan benar. Sesuai UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3), “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat”, maka tidak mungkin ada lagi rakyat kita yang miskin.
Saya bahkan haqqul yakin, Negara bahkan akan mampu menggaji puluhan juta setiap rakyat kita.
Tidak percaya?
Mari kita ambil contoh kecil saja. Misalnya kasus Briptu Hasbudi. Tersangka kasus Tambang Emas Illegal di Sekatak, Kalimantan Utara. Pangkatnya baru Bintara dengan Gaji tidak sampai 10 juta perbulan. Tapi yang bersangkutan punya Rumah Mewah, mobil-mobil mewah dan tiga ekskavator yang nilainya hampir 10 miliar.
Atau yang lagi ramai sekarang. Aiptu Ismail Bolong. Mantan anggota Polisi di Samarinda yang bermain Batubara Illegal. Keuntungannya 5 sampai 10 miliar perbulan. Di video lama pernah mengaku menyetor 6 miliar kepada Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.
Sekarang si Ismail Bolong membuat Video Klarifikasi baru. Mengaku kalau Video pertama karena tekanan dari Brigjen Hendra Kurniawan. Mantan Karo Paminal Mabes Polri. Yang tersangkut Kasus Sambo.
Tapi kita rakyat awam kan tidak bodoh-bodoh amat juga. Bisa saja Video Klarifikasi karena Sambo dan Hendra Kurniawan sudah dipecat dari Polri. Jadi sekarang sudah tidak lagi punya gigi.
Kasus ini sendiri diramaikan oleh media dengan sebutan "Perang Bintang". Perseteruan antara Jenderal-°Jenderal di Kepolisian kita yang saling "Buka Kartu".
Ada yang menyebutnya Perang antara Mafia Judi melawan Mafia Tambang. Di mulai dengan kasus Jenderal Sambo yang membunuh Ajudannya sendiri.
Sambo yang membawahi Divisi Propam Polri tentu saja memegang "Kartu AS" semua Anggota Polisi. Termasuk para Jenderal. Termasuk Kapolri. Atau para mantan Kapolri. Kalau memang ada.
Saya tidak akan membahasa lebih panjang lagi. Karena topik ini cukup sensitif dan berbahaya.
Tapi fokus saya adalah :
Andai Negara dikelola dengan benar. Negara kita bukan cuma tidak perlu berhutang, bahkan akan mampu menggaji rakyat puluhan juta setiap bulan.
Untuk itu diperlukan sosok Pemimpin yang bukan cuma cerdas, tapi juga kuat. Pintar saja tidak cukup. Apalagi Capres yang cuma Boneka. Kita harus memiliki Presiden yang disegani baik di Kepolisian maupun di militer. Siapa lagi kalau bukan Pak Prabowo Subianto!
Makanya saya berkali-kali katakan, kita mencari dan memilih Presiden untuk kepentingan bangsa dan negara. Bukan untuk kepentingan golongan. Apalagi cuma karena Pelampiasan dendam. Sebut saja merasa sakit hati karena merasa ditinggalkan....
07/11/2022
(By Azwar Siregar)