[PORTAL-ISLAM.ID] Badan Perlindungan Pekerja Buruh Migrain (BP2MI) Benny Rhamdani Plpenjilat Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan provokator atas pernyataannya siap tempur dalam menghadapi lawan-lawan politik pemerintah.
“Benny Rhamdani bukan cuma sekedar membuktikan dirinya penjilat sejati. Ketua Barikade 98 itu, melakukan provokasi yang dapat memicu degradasi sosial dan disintegrasi bangsa,” kata Kader Yayasan Pendidikan Soekarno, Yusuf Blegur kepada redaksi www.suaranasional.com, Selasa (29/11/2022).
Kata Yusuf, Benny mengumbar rasa kebencian dan sikap permusuhan baik kepada aktivis pergerakan khususnya dan rakyat pada umumnya. Benny seakan menabuh genderang perang kepada rakyat yang mayoritas Islam.
“Dengan menantang dan menghasut, agar gerakan kritis dan kesadaran perlawan segera diambil tindakan tegas dan dikriminalisasi. Benny tak ubahnya sedang memprovokasi presiden,” ungkapnya.
Benny Rhamdani lupa kalau ia sendiri pernah menjadi aktivis dan melawan rezim kekuasaan tirani pada masa ode baru. Ia lupa diri, kemaruk harta dan jabatan, bikin malu roh perjuangan aktifis 98 dan semangat reformasi. Seakan tak punya kesadaran kritis dan kesadaran makna.
“Benny Rhamdani terlalu kerdil hingga lupa kalau tak ada pesta yang tak akan berakhir, tak ada kekuasaan yang abadi kecuali kekuasaan Tuhan,” jelasnya.
Sikap arogansinya dan mentang-mentang terhadap rakyat di depan Jokowi, menurut Yusuf menunjukkan kebodohan Benny sendiri, sikap hipokrit dan menghalalkan segala cara demi nafsu harta dan jabatan.
Pikiran dan kata-kata Benny penuh hasut dan dengki, terutama pada yang berbeda pandangan dan sikap terhadap pemerintah.
“Jadi terlihat lucu dan menggelikan, dialog Benny Rhamdani dengan Jokowi yang videonya viral. Dampaknya, itu menjadi tontonan yang membangkitkan kemarahan rakyat, selain kesimpulan fakta 11-12 antara relawan dan presidennya. Relawannya angkuh, presidennya juga tidak disukai rakyat. Keduanya bak pinang dibelah dua, piawai dalam memainkan agitasi dan propaganda, kebohongan serta penghianatan terhadap Pancasila, UUD 1945 dan NKRI,” paparnya.
Benny Rhamdani, tanpa sadar telah melakukan sesuatu yang memiliki implikasi yang tidak sederhana, mengumbar kebencian dan memancing emosi publik. Termasuk berpotensi masuk ranah hukum dan atau pengadilan rakyat nantinya.
“Relawan Jokowi sekaligus kader partai Hanura itu, disinyalir aktivs yang suka menjual nama entitas 98 dan mengiba jabatan karena merasa ikut memenangkan pilpres 2019. Telah menyulut sentimen intelektual, demokrasi dan agama. Benny mengabaikan kehidupan rakyat dalam keadaan terpuruk dan rezim kekuasaan begitu lemah hingga cenderung menyebabkan Indonesia menjadi negara gagal. Alih-alih fokus pada program perlindungan buruh migrain lewat kapasitasnya sebagai Kepala BP2MI, Benny malah sibuk menjadi relawan dan terlibat politik praktis. Bukan fokus pada kepentingan rakyat, dia malah sibuk pada panggung pilpres. Benny oh Benny, sungguh kasihan, betapa rendahnya, begitu murahnya harga Benny sebagai manusia. Demi harta dan jabatan, ia rela mau memakan darah dan daging saudaranya sendiri,” pungkas Yusuf. [suaranasional]