[PORTAL-ISLAM.ID] Usai TV analog dimatikan pemerintah, sejumlah pihak mengungkit kepentingan di balik program itu, yakni demi jaringan 5G.
Salah satu yang menanggapi penghilangan tv analog itu adalah Dokter Tifa di akun twitternya @DokterTifa, yang memang kerap melontarkan kritik terhadap pemerintah di berbagai bidang.
"Mengapa TV Analog dipaksa untuk dimatikan? Jawabannya: 5G," kata Dokter Tifa di akun twitternya @DokterTifa.
Sontak pernyataan Dokter Tifa ini dibully massal, terutama oleh para buzzer yang memang sudah benci apapun pernyatan Dokter Tifa.
"Tambah kagum sama dokter, kini jd ahli penyiaran," kicau akun X.
Akun Y menambahkan, "lanjut jadi ahli keuangan."
Lalu Apa Tanggapan dari Kominfo?
Ternyata pernyataan Dokter Tifa itu benar.
Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widiastuti membenarkan suntik mati TV analog salah satunya untuk pengembangan internet 5G.
"Sisa frekuensi [dari TV analog] yang ada ini untuk perluasan akses internet. Di samping itu, juga untuk perkembangan 5G," kata dia, di Nusa Dua, Bali, dilansir CNNIndonesia.
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Usman Kansong menyatakan peralihan dari TV analog ke TV digital menghasilkan "digital dividen" (penghematan frekuensi) pemanfaatan spektrum frekuensi radio yang memberikan manfaat besar bagi negara.
Bahwa, menghasilkan penggunaan spektrum frekuensi 700 MHz yang lebih efisien.
"Yang dapat digunakan untuk mewujudkan internet cepat yang lebih merata, efek berganda di sektor ekonomi digital, dan memberikan tambahan pemasukan APBN dari sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Selain itu juga akan terjadi potensi peningkatan PDB yang signifikan," ungkapnya, dalam siaran pers Kominfo.
Diketahui, siaran TV analog memanfaatkan frekuensi radio yaitu pada frekuensi 700 Mhz. Di jalur inilah layanan lalu lintas data untuk internet 5G juga berlangsung.
Senada, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, dalam keterangannya beberapa waktu lalu, mengatakan ASO (Analog Switch Off/pematian tv analog) memungkinkan pemanfaatan frekuensi menjadi lebih efisien. Menurutnya, ada sekitar 112 Mhz pita lebar yang dapat digunakan untuk kepentingan lain.
Berdasarkan hitungan pihaknya, rentang frekuensi 348 Mhz selama ini penuh dengan pemancaran siaran analog. Ketika siaran analog dimigrasikan ke digital, ia mengatakan ruang yang dibutuhkan cukup hanya 176 Mhz.
Dengan kata lain, tersisa ruang yang sangat besar pada frekuensi 700 Mhz jika migrasi digital terealisasi sepenuhnya, yang sangat diperlukan untuk layanan pita lebar internet.
Lalu apa gunanya 5G?
5G sendiri merupakan sebutan untuk jaringan seluler generasi kelima yang jauh lebih ngebut daripada 4G. Singkatnya, internetan jadi lebih cepat.
Stafsus Menkominfo Rosarita Niken Widiastuti mengatakan, dengan migrasi ke TV digital, daerah-daerah yang selama ini blankspot alias tanpa sinyal internet nantinya bisa mendapatkan akses internet yang bagus.
"Dengan adanya 5G internet kecepatan tinggi sehingga layanan telekomunikasi untuk Indonesia semakin meningkat," ujarnya.
Mengapa TV Analog dipaksa untuk dimatikan?
— Dokter Tifa (@DokterTifa) November 5, 2022
Jawabannya: 5G
Kan Dokter Tifa sdh bilang?
— Dokter Tifa (@DokterTifa) November 9, 2022
Kenapa TV Analog dimatikan?
Jawabannya: 5G.
Stlh ngeles kemana2 akhirnya jawaban Kominfo keluar juga: 5G. pic.twitter.com/YTEkrQAC6W