Oleh: Sholihin MS
Luar biasa biasa Heru Budi Hartono, sang Plt Gubernur DKI Jakarta. Baru satu bulan menjabat Plt Guberbur DKI (atas perintah istana padahal tidak disukai rakyat Jakarta), banyak program-program Anies yang diamputasi.
Berita yang beredar, di antara program-program Anies yang akan diamputasi adalah : ditiadakannya jalur sepeda, dihapusnya subsidi program transportasi, ditiadakannya sumur resapan air, UMR yang akan diturunkan, dihilangkannya DP Perumajhan 0 %, dll.
Jadi kehadiran Heru Budi di Jakarta bukan untuk membangun Jakarta, tapi untuk menghancurkan (reputasi) Anies Ketika penulis menulis artikel dan membuat video tentang tujuan istana memilih Heru Budi (orangnya Ahok dan dekat dengan Jokowi) untuk menjadi Plt Gubernur Jakarta, adalah untuk menjegal Anies di Pilpres 2024, banyak netizen (cebong ?) yang sinis dan nyinyir, penulis dianggap mengada-ada.
Penulis menyatakan itu semua dari hasil membaca dan mengamati berbagai kebijakan rezim yang menunjukkan syahwat ingin terus berkuasa dan berupaya untuk menyingkirkan Anies.
Ada 5 alasan kenapa rezim Jokowi ingin menyingkirkan Anies : Pertama, Anies adalah antitesa Jokowi Berbeda dengan calon seperti Ganjar, Puan, Erik, Erlangga, dan juga Prabowo yang dinilai akan melanjutkan program Jokowi (termasuk yang pada mangkrak), maka Anies tentu hanya akan melanjutkan program Jokowi yang berpihak kepada rakyat (continuity), tapi utamanya adalah program-program yang bisa memajukan dan membahagiakan rakyat Indonesia dan menjadikan Indonesia berdaulat (change) Kedua, adanya kebijakan Pemilu Pilkada serentak tahun 2024 hanya untuk mengakali seluruh pejabat kepala daerah yang pro istana.
Sangat mengherankan dan tidak rasional seorang Plt diberikan kekuasaan lebih dari 2 tahun dan mempunyai kewenangan sama dengan Gubernur definitif.
Sedangkan di undang-undang sebelumnya seorang Plt paling lama 6 bulan dan kewenangannya juga dibatasi.
Rezim memang sudah men-design bahwa pejabat Plt akan disetir oleh istana untuk mengikuti keinginan Jokowi. Itulah yang sekarang terjadi di Jalarta.
Ketiga, Heru Budi sebagai orang Ahok dan dekat Jokowi dipasang di DKI Jakarta untuk menuntaskan balas dendam Ahok (yang kalah Pilkada 2017) dan menghancurkan reputasi Anies Ahok dan Jokowi itu seorang pendendam.
Pendendan di mana pun dan sampai kapan pun akan terus menjadi pendendam. Sepertinya dendamnya kepada Anies akan terus dibawa sampai mati.
Na’uudzu billah min dzaalik Keempat, Anies dianggap tidak mau disuap dan berkompromi dengan oligarki Tentu saja hal ini sangat mengkhawatirkan rezim Jokowi, khususnya para oligarki hitam (para taipan China) yang selama ini sudah menjadi “raja” dan bisa mengendalikan semua aparat busuk yang saat ini berkuasa. Jika Anies berkuasa maka nasib mereka akan hancur.
Kelima, Anies dianggap kompetitor berbahaya, karena dukungan kepada capres-capres lain menjadi tidak laku, khususnya capres boneka oligarki Menurut hasil survei Litbang Kompas, dukungan rakyt terhadap partai dan capres yang didukung Jokowi tinggal 15,1 % dan itu bisa turun lagi.
Artinya, jika Anies maju capres di 2024 capres-capres dan partai yang berseberang dengan Anies akan masuk kotak (tumbang), bisa-bisa menjadi partai gurem.
Atas dasar itu, Rezim Jokowi topangan oligarki hitam (neo komunis) akan menggunakan segala cara untuk menggagalkan Anies untuk maju nyapres di 2024.
Ya usaha silakan saja. Tapi ingat, di atas langit masih ada langit. Di balik kekuatan dan kekuasaan manusia, masih ada kekuatam dan kekuasaan Allah.
Fir’aun yang kekuatan dan kekuasaannya tiada lawan, bisa ditumbangkan oleh Allah melalui seorang Musa saja.
Apalagi cuma kekuatan Rezim Jokowi topangan para taipan China, pasti akan ditumbangkan juga oleh Allah.
Itu pasti terjadi. Kita nantikan saja tumbangnya rezim Jokowi, cepat atau lambat tergantung rakyat mau segera bergerak tidak? [suaranasional]
Ikan sepat ikan gabus, (makin cepat makin bagus)
Bandung, 23 R. Awwal 1444
Sholihin MS