[PORTAL-ISLAM.ID] PKS tidak masalah jika Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan tidak disepakati menjadi cawapres. Demokrat tidak memasang harga mati harus Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menjadi cawapres.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat sama-sama mengaku tidak ngeyel dalam soal calon pendamping Anies Rasyid Baswidan. PKS tidak menganggap harus Ahmad Heryawan sebagai cawapres, Demokrat juga tidak saklek mesti AHY sebagai cawapres.
Pengakuan itu disampaikan oleh petinggi dua partai. Tim Kecil sedang makan siang bareng. Hadir pula calon presiden yang bakal diusung oleh Koalisi Perubahan, Anies Rasyid Baswedan.
Sohibul Iman, Wakil Ketua Majelis Syura PKS, memastikan pihaknya tidak mempermasalahkan apabila mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan tidak disepakati menjadi cawapres mendampingi Anies Baswedan.
Dalam pandangan Sohibul, hal terpenting dalam calon mitra koalisi bersama Partai Nasdem, dan Partai Demokrat adalah pasangan calon (paslon) yang bisa membuat koalisi memenangkan Pilpres 2024.
Kata Sohibul, “Begini, kita sepakat penentuan cawapres itu mendongkrak kemenangan. Jadi, kami berkomitmen, siapa pun yang dipilih oleh calon presiden (Anies) dengan pertimbangan rasional, itu kita yakini akan membawa pada kemenangan.”
Ia lantas menegaskan bahwa partainya tidak masalah kalau kader mereka tidak dipilih oleh mitra koalisi sebagai teman duet Anies. “Saya kira kami di PKS tidak ada masalah,” kata Sohibul di Jakarta Selatan, (Jumat 18/11).
Teuku Riefky Harsya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, menyatakan sikap yang serupa. Ia mengklaim pihaknya tidak memasang harga mati bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) harus menjadi cawapres yang mendampingi Anies.
Menurut Riefky, semangat perubahan dan perbaikan barulah bisa tercapai jika bakal koalisi kelak bisa memenangkan Pilpres.
“Jadi,” kata Riefky, “tentu segala strategi, termasuk pasangan cawapres ini, adalah faktor memenangkan yang jadi pertimbangan kami. Tentu akan [jadi] keputusan capres dan dibicarakan juga dengan partai koalisi.”
Anies sendiri menilaibahwa saat ini penentuan figur cawapres masih terlalu dini. Ia enggan terburu-buru dan ingin lebih dulu menilik kompetitor paslon capres-cawapres dari partai politik atau koalisi lain.
“Saya kira kalau mau main badminton,” ujar Anies, “bagaimana kita akan menentukan pasangan kalau belum tahu kontestan di seberang?”
Itu sebabnya, Anies menegaskan, saat ini memilih berfokus membantu terwujudnya poros koalisi antara Nasdem, PKS, dan Demokrat. [jerami]