[PORTAL-ISLAM.ID] Partai NasDem dianggap tidak paham bahwa rakyat menginginkan Anies Baswedan sebagai pengganti Presiden Joko Widodo, bukan sebagai penerus Jokowi.
Begitu yang disampaikan oleh pengamat politik, Rocky Gerung saat berbincang dengan wartawan senior, Hersubeno Arief dalam video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official berjudul "Surya Paloh Tolak Mundur dari Kabinet. Bagaimana Nasib Anies?" pada Minggu (23/10).
Rocky menilai, Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem Surya Paloh "baper" (terbawa perasaan) terhadap sinyal dari Jokowi yang lebih mendukung Ganjar Pranowo atau Airlangga Hartarto sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024.
"Karena itu NasDem yang bereaksi lebih cepat. Kalau enggak ada soal apa-apa, ya ngapain Surya Paloh bereaksi. Dia bilang aja 'ya kan Presiden sudah kasih sinyal itu Airlangga, ya kami enggak apa-apa tapi tetap Anies' itu lebih masuk akal cara berpolitik," ujar Rocky, Selasa (25/10).
Sikap Surya Paloh yang sensitif itu juga menurut Rocky sebagai sebuah kesalahan.
Lantaran ada pernyataan dari NasDem bahwa Anies Baswedan merupakan sosok penerus Jokowi.
"Orang menganggap bahwa Jokowi itu akan digantikan 2024, itu berarti akan menggantikan orang yang berbeda dengan Jokowi. Siapa yang berbeda dengan Jokowi? Selama ini cuma Anies yang berbeda. Jadi publik merasa, 'oke Anies akan menggantikan Jokowi', jadi Anies adalah pengganti Jokowi, bukan penerus Jokowi, kan begitu kan," kata Rocky.
Bahkan Rocky menyebut terjadi kekacauan dari para relawan setelah NasDem menyatakan bahwa Anies adalah penerus Jokowi.
"Relawan berpikir, 'Loh kami menginginkan Anies itu pengganti Jokowi, bukan penerus, kenapa Nasdem jadikan Anies penerus?', ya karena NasDem ada di dalam, kalau mau konsisten NasDem keluar supaya Jokowi diganti oleh calon Nasdem," jelas Rocky.
Untuk itu, Rocky menuturkan, kesalahan dari awal adalah NasDem tidak paham jika rakyat menginginkan adanya sosok pengganti Jokowi, bukan penerus Jokowi.
"Kalau penerus sudah ada tuh, Ganjar, itu penerus Jokowi. Nah kalau Anies dianggap penerus, ya Anies sama Ganjar aja kalau gitu dua-duanya. Itu lah kalkulasi Nasdem yang enggak, bukan macet kalkulasinya, tapi tidak tuntas kalkulasinya. Jadi Anies akhirnya kejebak di situ," pungkas Rocky. [rmol]