[PORTAL-ISLAM.ID] JAKARTA - Sejumlah orang yang mengaku sebagai relawan Jokowi tiba-tiba berkumpul dan memprotes dukungan Partai NasDem terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.
Mereka berkumpul dan membuat surat terbuka untuk Jokowi di N Hotel, yang hanya berjarak beberapa meter saja di depan Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
"Saudara Anies Baswedan adalah salah satu figur yang diketahui publik sangat kental dengan politik identitas," kata Fredi Moses Ulemlem, advokat yang juga salah satu relawan yang hadir saat membacakan surat terbuka, Senin, 10 Oktober 2022.
Dalam suratnya, mereka memprotes langkah NasDem sebagai salah satu partai koalisi justru mengusung Anies. Untuk itu, mereka pun menyampaikan lima poin tuntutan kepada Jokowi, yaitu sebagai berikut:
1. Bahwa kami relawan Jokowi meminta kepada Bapak Presiden untuk dapat mempertimbangkan aspirasi kami para relawan.
2. Bahwa kami meminta Bapak Presiden untuk segera memberhentikan para Menteri yang berasal dari Partai NasDem.
3. Bahwa kami meminta agar visi-misi Bapak Presiden Joko Widodo salah satunya adalah pemberantasan korupsi agar kasus Formula E agar dapat dituntaskan.
4. Bahwa kami relawan akan terus mengawal kepentingan bapak Presiden sebagai kepala negara hinga selesai periode.
5. Bahwa kami relawan tidak ingin bangsa ini dibuat kacau oleh para kelompok intoleran, radikalisme, dan pengasong khilafah.
Sebanyak 23 orang tampil dan membacakan surat terbuka ini, dipimpin oleh Fredi. Sejumlah orang pun ikut dalam penyampaikan surat terbuka ini, salah satunya Gus Sholeh Mz, Ketua Umum Relawan Sahabat Joeang Jokowi atau Sajojo.
Berikutnya, Ketua umum Gerakan Perjuangan Masyarakat Pluralisme (GPMP) Pendeta Andreas Benaya Rehiary. Pada 13 Juni 2022, Andreas memberikan gelar kehormatan Bapak Perawat dan Pengawal Pluralisme kepada Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Kala itu, Andreas menilai Moeldoko bisa menjadi tokoh yang dapat melanjutkan perjuangan Gus Dur soal pluralisme.
Berikutnya, hadir juga Koordinator Pendiri Partai Demokrat, Hencky Luntungan. Nama Hencky pernah masuk dalam sembilan nama pengganti Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, bersama Moeldoko dalam Kongres Luar Biasa atau KLB.
[Sumber: Tempo]