PSSI Tak Tahu Malu
KERUSUHAN pasca-pertandingan sepak bola antara Arema melawan Persebaya terjadi karena penyelenggara liga sepak bola nasional yang tidak profesional, tidak memahami tugas dan peran masing-masing, serta saling melempar tanggung jawab. Sikap dan praktik seperti ini telah berlangsung selama bertahun-tahun dalam penyelenggaraan kompetisi sepak bola nasional.
TGIPF Tragedi Kanjuruhan merekomendasikan seluruh jajaran pengurus PSSI harus bertanggung jawab secara hukum dan moral. Pengurus PSSI seharusnya mundur.
Nyatanya, PSSI bergeming, seakan acuh terhadap rekomendasi TGIPF.
Hilangnya 133 nyawa para pecinta sepak bola tanah air seolah bukan hal yang sepadan bagi mereka yang bercokol di PSSI untuk melepaskan jabatannya.
Jika orang-orang di PSSI memiliki moral dan budaya adiluhung Indonesia, mereka akan mundur dari jabatan. Tidak perlu bersilat lidah.
PSSI malah memilih euforia atas kedatangan Presiden FIFA Gianni Infantino yang memastikan bahwa Piala Dunia U-20 tetap digelar. Mereka pun mengadakan sepak bola gembira dan tertawa lepas tanpa empati. Seolah Tragedi Kanjuruhan tidak ada. Benar-benar patut dipertanyakan ke mana hati dan perasaan mereka-mereka ini.
[VIDEO]