Polisi Sambo dan Polisi Nico
Oleh: Gede Pasek Suardika*
Sebagai anak polisi, sebagai mantan ketua Komisi 3 DPR yang bermitra dengan polisi, Saya melihat kali ini titik terendah masyarakat memandang kinerja polisi. Padahal banyak perbaikan dilakukan dengan sistem Presisi oleh Kapolri Listyo Sigit namun seakan terkubur oleh dua nama yang kini menjadi sorotan publik Polisi Sambo (mantan Kadiv Propam) dan Polisi Nico (Kapolda Jawa Timur).
Sambo dengan kisah kelam yang terlihat sadis dalam Kasus Brigadir J yg penuh drama rekayasa dan sinetron luar biasa. Kini kasusnya sudah P21 dan bersiap untuk ke sidang.
Nico, namanya memang sempat disebut terlibat dalam perekayasa cerita dan publikasi dalam kasus Sambo. Diduga keduanya punya kedekatan jaringan khusus. Namun namanya dibersihkan dengan dinyatakan aman bersama Kapolda lainnya yaitu Kapolda Sumut dan Kapolda Metro Jaya.
Namun nama Nico kini kembali diuji kesaktiannya setelah lolos di kasus Sambo dan sempat tersebutkan dalam Kerajaan Sambo jaringan 303 dalam akun Opposite. Kini kasus stadion Kanjuruhan yang mengakibatkan sedikitnya 125 nyawa melayang bahkan ada yang menyebutkan 170 an nyawa melayang.
Pernyataan Kapolda Jatim saat konfrensi pers yang menyakitkan warga yang kebetulan hadir di lokasi. Bahkan cenderung menyalahkan suporter bola atas kematian mereka tersebut. Padahal Nico lupa, kalau memang yang turun ke Lapangan itu melanggar kenapa tidak itu yang ditindak. Yang masuk ke lapangan melanggar kok yang di tribun dibunuh. Kenapa suporter yang di tribun yang banyak anak anak dan perempuan dihujani peluru gas air mata?
Justru yang masuk lapangan selamat, yang diam di tribun malah meninggal. Disinilah amarah terjadi. Bahkan sampai acara Menko PMK Muhadjir Effendi yang sempat dikawal Polisi di Malang diminta polisinya menjauh daripada jadi sasaran marah warga. Betapa luka hati karena bisa jadi polisi yang bertugas adalah polisi yang baik.
Parahnya lagi, Nico tidak ada kata meminta maaf atas tragedi tersebut dan malah menegaskan bahwa apa yang dilakukan pasukannya sudah sesuai prosedur. Pernyataannya itu membuat masyarakat yang tahu kejadian makin marah. Anehnya, setelah mengatakan sesuai prosedur, lalu malah bawahannya pada dicopotin jabatannya.
Sambo dan Nico menjadi wajah buram polisi, padahal sangat banyak Polisi baik dan profesional. Yang pasti, kita sangat sulit menemukan polisi Hoegeng yang legend dalam hal pelayanan ketegasan dan kesederhanaan serta pengayoman nya pada masyarakat.
Semoga Tim Pencari Fakta bisa mengungkapkan dengan jernih agar kisah Sambo dan Nico tidak membuat nama baik polisi sulit dipulihkan. Keluarga besar Bhayangkara dimana pun pasti ingin bangkit dan selalu hadir menjadi pengayom dan pelayanan masyarakat.
(fb)