[PORTAL-ISLAM.ID] Tragedi pesta Halloween di distrik Itaewon, Seoul, Korea Selatan menewaskan 151 orang.
Tiga orang tentara Amerika Serikat (AS) yang ditempatkan di kawasan itu membagikan kisah mereka selamat dari tragedi tersebut.
Dilansir AFP, Minggu (30/10/2022) tiga tentara AS mengatakan mereka adalah bagian dari kerumunan yang turun dari gang sempit dan curam di distrik tersebut, tetapi mereka dapat melarikan diri ke area sampingnya.
"Tetapi tepat setelah mereka berhasil melompat keluar dari kerumunan 'itu mulai terjadi--semua orang jatuh di atas satu sama lain seperti kartu domino," kata Jarmil Taylor (40) kepada AFP.
Orang-orang di puncak gang mencoba memaksa turun, meskipun jalanan sudah penuh. Kemudian orang-orang mulai berjatuhan.
"Ada orang-orang di atas orang--itu lapisan orang. Mereka tidak memiliki cukup orang di sana untuk membantu mereka sekaligus," kata Taylor.
"Orang-orang di tumpukan panik yang membuat situasi semakin buruk. Ada suara di mana-mana yang membuatnya tidak mungkin--teriakan orang hanya menenggelamkan semua suara," tambahnya.
Dia dan teman-temannya akan mencoba menarik korban keluar dari tekanan dan membawanya ke tempat yang aman sehingga petugas tanggap darurat dapat memberikan bantuan pernafasan.
"Kami memilih banyak orang dan membawa mereka ke klub terdekat sejak mereka akhirnya membukanya. Lantai klub dipenuhi dengan orang-orang yang tergeletak di tanah."
Untuk diketahui, AS menempatkan sekitar 27.000 tentara AS di Korea Selatan untuk membantu melindunginya dari Korea Utara. Taylor serta teman-temannya berpangkalan di Camp Casey di Gyeonggi.
Pada hari libur minggu mereka, mereka memutuskan untuk pergi ke perayaan di Itaewon. Namun, mereka harus terjebak dalam tragedi tersebut.
"Kami juga menjadi gugup, kami berada di tengah-tengahnya dan itulah mengapa kami menyingkir, dan saat itulah semuanya berantakan," kata Dane Beathard (32).
Orang-orang terjepit begitu erat ke dalam gang sehingga petugas darurat tidak bisa mengeluarkan mereka dari kerumunan yang penuh sesak.
Pihak berwenang mengatakan mayoritas korban adalah wanita muda berusia 20-an. Ketiganya mengatakan mereka merasa beruntung bisa selamat. [detik]