Mengapa Hari Santri, bukan Hari Kiai saja?
Bukankah Kiai itu Santri2 yang berhasil? 😁
1. Kiai sudah pasti santri, tapi santri belum tentu jadi kiai, Kiai adalah potret Santri yang berhasil, meskipun sampai saat ini belum jelas standarisasi kiai itu seperti apa?
Apakah kiai itu harus memiliki pesantren? Jamaah yang banyak? Ataukah cukup ngimami tahlil dan mushola sudah bisa disebut kiai? Ataukah kiai itu untuk mereka yang bisa berceramah? 😁
2. Diksi santri lebih luas, lebih umum, lebih semarak, lebih menyeluruh bahkan mungkin mencakup santri sehari dua hari (santri pesantren kilat) atau mungkin santri istilahan dan lughotan (muhibbin santri).
Jadi secara syiar 'Hari Santri' lebih membumi tidak khusus elit-elit kiai saja, apalagi yg kiai-kiai khusuk itu malah enggan menyemarakkan..😅
*Foto: Ponpes Lirboyo ketika sholat jum'at sampai menutup jalan.
(Oleh: Tsabit Abi Fadhil)