[PORTAL-ISLAM.ID] Sudah bukan rahasia lagi kalau Presiden Jokowi menjagokan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Namun hingga saat ini PDIP belum memutuskan siapa capres yang akan diusungnya di Pilpres 2024.
Keputusan PDIP mutlak di tangan Ketum Ibu Megawati Soekarnoputri. Itu hak preprogatif. Apa kata Mega, itulah yang akan jadi keputusan partai.
Selama ini Bu Mega diduga masih menginginkan putrinya, Puan Maharani, yang maju di Pilpres 2024. Namun kebentur elektabilitas hasil berbagai lembaga survey.
Sementara yang hasil surveynya moncer adalah Ganjar Pranowo.
Apakah Megawati harus kembali mengalah dengan mengusung Ganjar seperti halnya saat Pilpres 2014 dengan akhirnya mengusung Jokowi? Atau kali ini berbeda, tetap kekeh mengusung putri mahkota Puan Maharani?
Dalam konteks inilah pertemuan Megawati dan Jokowi sangat penting dan pasti membahas suksesi 2024.
Dilansir TEMPO, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, mengatakan Presiden Joko Widodo bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 8 Oktober 2022. Persamuhan ini disebut Hasto berlangsung selama 2 jam dalam suasana khidmat dan penuh kontemplasi.
Menurut Hasto, agenda Pemilu 2024 tak luput dari pembahasan di antara Jokowi dan Megawati. Ia menyebut keduanya bersepakat agar Pemilu 2024 dapat menjadi momentum kebangkitan Indonesia Raya sekaligus menjadi ajang untuk meneruskan estafet kepemimpinan sejak Bung Karno hingga Jokowi.
“Hal-hal terkait agenda Pemilu 2024 juga tidak luput dari pembahasan agar Pemilu 2024 benar-benar menjadi momentum kebangkitan Indonesia Raya dan sekaligus ada kesinambungan kepemimpinan sejak Bung Karno, Bu Mega, Pak Jokowi, hingga kepemimpinan nasional ke depan,” kata Hasto dalam keterangannya.
Selain itu, Hasto menyebut Jokowi dan Megawati mendiskusikan secara mendalam ihwal krisis ekonomi dan pangan di dunia. Menurutnya, Megawati sejak Maret 2020 telah menginstruksikan menanam 10 tanaman pendamping beras seperti pisang, jagung, talas, kacang-kacangan, ketela, sukun, dan sebagainya.
“Apa yang dicanangkan Bu Mega sejak 2,5 tahun lalu kini terbukti, dunia menghadapi krisis pangan. Karena itulah Bu Mega menghidangkan makanan pendamping beras secara khusus ke Pak Jokowi, agar Indonesia benar-benar berdaulat di bidang pangan” kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Megawati disebut Hasto membagikan pengalamannya untuk menuntaskan krisis multidimensional. Saat Indonesia berada di bawah kepemimpinan Megawati, kata dia, Kabinet Gotong Royong benar-benar fokus dan terpimpin sehingga pada 2004 Indonesia bisa keluar dari krisis.
Menurut Hasto, Jokowi turut menegaskan keseriusan pemerintah dalam menghadapi tantangan di berbagai sektor, mulai dari perekonomian hingga pertarungan geopolitik. “Pak Jokowi pun menegaskan keseriusan pemerintah, termasuk bagaimana para menteri harus fokus menangani berbagai tantangan perekonomian, krisis pangan-energi, dan tekanan internasional akibat pertarungan geopolitik,” kata Hasto.
Hasto menyebut persamuhan Jokowi dengan Megawati merupakan tradisi nyepi dan kontemplasi untuk membahas secara jernih masa depan bangsa. Hasto mengatakan pertemuan ini digelar secara rutin oleh Megawati dengan Jokowi.
“Dalam tradisi pemimpin yang benar-benar berjuang demi masa depan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia, maka diperlukan suatu tradisi menyepi dan berkomtemplasi guna membahas secara jernih terhadap arah masa depan bangsa dan negara. Hal itulah yang secara periodik dilakukan oleh Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Jokowi,” ujarnya.(*)