Konon katanya Santri
Diantara para pelopor penginjil pribumi, Jakobus Singotruno, Abisai Ditotaruno, Paulus Tosari, Eliezer Kunto, Matous Aniep, Ibrahim Tunggul Wulung dan Sadrach Abas, nama Sadrach adalah sosok paling legendaris.
Hal ini terkait dengan gelar Kiai yang melekat pada dirinya dimana Sadrach dikisahkan pernah nyantri dari pesantren ke pesantren. Akhirnya gelar Kiai itu dikaitkan dengan kepesantrenan Sadrach. Kristen itu hebat, sampai Kiai saja murtad. Kurang lebih demikian pesan yang hendak disampaikan, seperti banyak kesaksian di tiktok soal orang Kristen yang dulunya ustadz. 😋
Karen itu, saya tertarik menelusur kisah Sadrach ini. Nama yang berpengaruh pada kehidupan Sadrach adalah pak Kurmen. Sebelum Sadrach dikisahkan merantau ke pesantren-pesantren di Jawa Timur, pak Kurmen adalah guru kejawen dan kanuragannya.
Di Jombang sendiri, yang katanya saat masih nyantri, Sadrach sudah bertemu dengan putri Johannes Emde yang penginjil besar dari Surabaya. Kemudian ia juga sudah bertemu dengan Jellesma, pendiri desa Kristen di Mojowarno. Juga dengan Paulus Tosari, murid Coolen pelopor Kristen Jawa, yang akhirmya mengikuti Kristen Landa ala Emde.
Sadrach memutuskan masuk Kristen ketika sudah kembali ke Semarang dan bertemu lagi dengan pak Kurmen, yang sudah masuk Kristen setelah kalah debat dengan Ibrahim Tunggul Wulung. Dan Sadrach pun ikut berguru pada Tunggul Wulung.
Yang menarik, dalam banyak buku tentang Sadrach, tidak ada satupun yang menyebutkan nama pesantren Sadrach. Tradisi pesantren kala itu, kebesaran nama Kyai melebihi nama institusi. Jadi kalau benar santri, menjadi aneh kalau tidak diketahui nama gurunya. Ada satu buku yang menyebut nama pesantren Gontor, dan itu tentu ahistoris, karena waktu itu pesantren Gontor belum berdiri.
Oleh karena itu, menurut Lidya Herwanto, nama Kiai bagi Sadrach baru melekat saat ia membentuk jemaat di Karangjoso, yang dikelolanya seperti manajemen pesantren. Ada pusat aktifitas yang disebut sebagai masjid Kristen dan jemaat tinggal di sekelilingnya. Untuk kemudian Sadrach mengangkat dirinya sebagai kyai.
Jadi sekali lagi, Sadrach bukanlah seorang kiai yang murtad, sebab gelar kiai ia sematkan sendiri setelah ia menasbihkan dirinya sebagai gembala umat. Bahkan kalau dirunut, ia juga bukan santri murtad, sebab ia masuk Kristen selepas periode mondok, yang tidak jelas mondoknya dimana.😄
Mungkin yang paling pas adalah, Radin Abbas alias Sadrach yang menjadi penginjil pribumi Jawa itu konon katanya pernah nyantri. Ia masuk Kristen setelah ketemu guru kanuragannya yang sudah lebih dulu menjadi Kristen. 😋
(By Arif Wibowo)