Oleh: Erizal
Deklarasi pencapresan Anies Baswedan oleh NasDem kemarin, bisa jadi memaksa atau malah meneror PDIP agar mencapreskan Ganjar Pranowo, dan bukan Puan Maharani. Partai menengah meneror partai besar. Bisa?
Sebab, berdasarkan hasil survei oleh banyak lembaga survei, lawan berat Anies Baswedan itu bukan Puan Maharani, tapi Ganjar Pranowo. Kecuali, PDIP hanya menarget pencawapresan.
Partai pemenang dan bisa mengusung sendiri pasangan calon, tapi cuma menarget cawapres agak gimana gitu. Tapi, ini langgam yang lazim saja dalam politik pemilihan langsung di sini.
Apakah hati Megawati tak bisa kembali luluh buat Ganjar sebagaimana luluh hatinya buat Jokowi dulu? Kata orang, buat kita mungkin bisa, tapi buat anak, apalagi buat cucu? Tidak.
Puan Maharani bisa saja menjadi cawapres Anies Baswedan atau Prabowo. Tapi agak aneh menjadi cawapres Ganjar. Jeruk makan jeruk, kata orang. Tapi, PDIP pernah melakukan itu dalam banyak pilkada. Sesama kader maju.
Dan belum tentu juga Anies dan Prabowo serta partai masing-masingnya mau didampingi oleh Puan. Agak dilema memang. Puan kayak kartu mati, padahal pengalamannya seabrek-abrek.
Ganjar maju dengan partai lain, terbukti sudah pernah ditolak. Tapi, ke depan belum tahu. Ganjar tanpa PDIP diprediksi elektabilitasnya juga nyungsep. Nah. Dan politik kita memang punya jalannya sendiri.
(*)