Deklarasi Anies sebagai Capres, Nasdem Berpotensi Dulang Suara ex Prabowo
Oleh Anwar Basuki
Pemilu 2024 kian dekat, parpol-parpol mulai bermanuver untuk merebut dukungan suara rakyat. Dimana Pileg dan pilpres akan dilaksanakan secara bersamaan.
Tentu saja, Pilpres 2024 akan mempengaruhi suara parpol dalam mengantar kader-kadernya ke Senayan. Maka tak pelak, parpol harus mempunyai tokoh populer dan elektabilitas yang mumpuni untuk diusung menjadi capres/cawapres yang berpotensi menang dan mendatangkan efek ekor jas terhadap suara partai.
Dan, Nasdem membaca sosok ANIES Baswedan sebagai tokoh yang layak dicapreskan NASDEM di urutan pertama. Anies adalah representasi kontra dari kebijakan penguasa, dimana masyarakat membaca kebijakan-kebijakan di era rezim ini banyak sekali yang tak pro rakyat.
Sebut saja kebijakan UU Omnibuslaw yang merugikan kaum buruh, UU RKUHP dan UU KPK, belum lagi mengenai kebijakan ekonomi fundamental seperti mahalnya harga BBM, Gas, listrik, penghapusan subsidi untuk rakyat, dan naiknya harga kebutuhan pokok rakyat, tentu saja menimbulkan anomali bagi parpol penguasa.
Dan Nasdem, sebagai parpol penguasa tentu ingin terlepas dari stigmatisasi partai yang tidak pro rakyat dan lebih mementingkan kekuasaan, di bawah kendali oligarki.
Hal ini membuat kader PDIP meradang. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kerap melontarkan sindiran yang diduga ditujukan kepada partai biru tua tersebut. Pun dengan kader mocong putih yang lain, yang mulai mendorong-dorong agar Nasdem dikeluarkan dari koalisi pemerintah, karena sudah mendeklarasikan ANIES sebagai capres 2024.
Hal yang tidak ditujukan kepada Gerindra yang juga sudah mendeklarasikan Prabowo sebagai capresnya, toh Gerindra dan Nasdem sama sama duduk di kekuasaan. Lalu, kenapa hanya Nasdem yang diusik-usik?
Mungkin PDIP membaca, Anies lah sosok batu sandungan yang akan menghalangi mimpi PDIP untuk menang secara hatrick. Bagaimana tidak, Capres PDIP yang digadang-gadang yaitu Puan Maharani tak terlalu moncer jika harus berhadapan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Bahkan banyak pengamat menilai, Prabowo pun kemungkinan akan sulit jika berhadapan dengan Anies. Banyak suara ex Prabowo yang pindah gerbong mendukung Anies. Dan inilah yang dibaca Nasdem.
Sementara meski ada kader PDIP lain yang bisa head to head seperti Ganjar Pranowo, nampaknya ketua umum PDIP Megawati masih ngotot untuk mengusung nama anaknya di kancah pilpres 2024. Jika Puan tidak dimajukan, kemungkinan besar klan Soekarno selamanya tidak akan ada yang mewarisi lagi sebagai daftar Presiden di periode-periode berikutnya.
Amat sulit bagi PDIP mengambil keputusan di tengah isu Ganjar banyak dilirik partai-partai lain, misalnya PPP yang tergabung dalam koalisi KIB. KIB sendiri ditengarai sebagai wadah sekoci untuk Ganjar dicapreskan dan kabarnya didukung Jokowi.
Sementara itu, PSI yang tidak punya kursi sama sekali di Senayan juga terlihat nafsu ingin mendapatkan efek ekor jas dari nama Ganjar Pranowo yang sudah dideklarasikan sebagai Capres PSI. Namun, para pengamat menilai, PSI sulit mendapatkan efek ekor jas karena PSI dan PDIP memiliki ideologi yang mirip dan sama. Berbeda dengan karakter Nasdem yang Nasionalis dan Anies Baswedan yang lebih religius.
Anies dan Nasdem nampaknya sudah klop, tinggal menanti gebrakan PKS dan Demokrat mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta yang punya segudang penghargaan baik dari nasional maupun internasional itu.
Juom, tunggu apalagi PKS dan Demokrat?
(*)