Di saat hujan, apalagi malam, sesekali kita perlu keliling di jalan, memastikan jika ada beberapa penjual makanan-minuman yang dagangannya belum laku. Belilah. Belilah. Walaupun sebenarnya kita tidak butuh. Bagilah. Bagilah. Kepada siapapun, meskipun kita tidak kenal.
Di titik itu, kita bisa menjadi wasilah rezeki orang lain. Pada saat itu, boleh jadi kita menjadi perantara kebahagiaan anak dan istrinya, karena kepala keluarga pulang membawa laba dan tawa.
Membeli sesuatu, meskipun tidak butuh, mungkin bagian dari istilah "sedekah dengan tangan kanan dan tangan kiri tidak tahu." Kita tetap membeli sesuatu, dengan niat melariskan dagangan orang. Kita membeli karena mereka berjualan produk, bukan menjajakan iba.
Berharap jika Allah bakal membalas perbuatan kita dengan cara-Nya yang khas itu wajar saja. Sah dan manusiawi. Tapi kebahagiaan yang lebih hakiki adalah hati kita berbunga melirik wajah bahagia seorang ayah pekerja keras yang di tengah guyuran hujan atau rintik gerimis tetap yakin bahwa Allah menjamin rezekinya.
(Ustadz Rijal Mumazziq Z)