[PORTAL-ISLAM.ID] Haikal Hassan Baras atau yang akrab disebut Babeh Haikal dikabarkan akan mengadakan sebuah acara untuk menyatukan para tokoh-tokoh yang selama ini terlihat sangat berseberangan satu sama lain.
Acara yang digagas berupa Gala Dinner dengan kehadiran sekitar 30 an tokoh-tokoh yang akan berusaha mencairkan situasi saat ini menjadi sebuah solusi dari berbagai permasalahan bangsa.
“Insyaallah saya sudah mengundang dan mengajak sekitar 30 lebih para tokoh-tokoh yang selama ini terlihat di media bersebrangan untuk duduk satu meja kita ngobrol dan diskusi bareng,” ujar Babeh Haikal kepada media, pada Selasa (25/10/2022), dikutip dari Panjimas.com. (link)
Rencananya acara diskusi para tokoh-tokoh bangsa tersebut akan dilaksanakan pada Rabu, (26/10/2022) dalam bentuk diskusi politik dan permasalahan bangsa guna mencari solusi dan titik temu untuk perbaikan bangsa dan negara
“Sehingga diharapkan tidak akan ada lagi orang-orang yang memanggil dengan panggilan dan sebutan: cebong, kampret, kadrun dll. Sebab sebutan dan panggilan itu tidak pantas dilakukan kepada saudaranya sesama anak bangsa. Kita semua harus bersatu dan kompak dalam membangun bangsa ini kedepannya,” pungkas Babeh Haikal.
Apa yang disampaikan Babeh Haikal ini cuma ngimpi alias ilusi alias utopia.
Karena akar pembelahan itu bukan tokoh-tokoh atau dedengkot-dedengkot buzzer, tapi pucuk pimpinan rezim saat ini.
Jadi sebutan kadrun dll itu tidak akan hilang kecuali rezim itu ganti.
Dulu waktu Prabowo bergabung ke Istana juga sama ngomongnya dan dalihnya biar tidak ada lagi pembelahan, biar tidak ada lagi sebutan cebong kampret dll. Nyatanya itu cuma ilusi.
Kenapa? Sekali lagi karena akar masalahnya tidak diselesaikan.
Kenapa para buzzer bebas melabeli kadrun bagi siapapun yang kontra rezim? Bebas menyebar hoax? Bebas menebar fitnah dan provokasi? Bebas melakukan ujaran-ujaran Islamophobia? Karena mereka dipelihara. Mereka aset. Mereka kebal hukum.
Jadi, omongan Babeh Haikal dengan mengundang dan bertemu serta berdiskusi 30 tokoh yang berseberangan lalu akan bisa menghilangkan pembelahan, menghilangkan sebutan kodran kadrun radikal radikul, itu ilusi, ngimpi, utopia.
Pembelahan itu akan terus terjadi selama rezim belum berganti. Dan kalau nanti 2024 yang menggantikan rezim adalah pemimpin yang setipe, maka akan terus terjadi pembelahan.
Jadi gak usah ngimpi kejauhan menyatukan para tokoh bangsa. Coba Babeh Haikal bisa gak memenjarakan dedengkot buzzer pencipta sebutan kadrun si Denny Siregar? Kalau anda bisa, barulah anda ngomong akan menyatukan tokoh-tokoh bangsa.
Gak usah ngimpi kejauhan.
Fahri Hamzah pernah mengatakan bahwa dua kubu saling gontok-gontokan itu tidak masalah, selama penguasa tidak ikut terlibat.
Apa bentuk keterlibatan penguasa? Jika kubu A melakukan kesalahan, dia ditindak, dihukum, dipenjara. Tapi jika kubu B yang melakukan kesalahan, dia dibiarkan, bebas, tak tersentuh hukum.
Itulah bukti keterlibatan penguasa. Dan itu yang membuat akhirnya timbul kekacauan.
Jadi inti akar masalahanya adalah Penguasa. Titik.