Anies Baswedan dilepas secara besar-besaran oleh warga Jakarta pada hari Ahad, 16 Oktober 2022 pada saat masa baktinya selesai di Ibu Kota.
Namun pada saat yang bersamaan dia akan disambut oleh seluruh rakyat Indonesia untuk diberi tugas baru memimpin Indonesia dalam rangka memperbaiki nasib rakyat yang selama ini hidupnya makin berat dan sengsara.
Mantan Sekretaris Menteri BUMN Muhammad Said Didu menyatakan hal itu dalam wawancara dengan wartawan senior Forum News Network (FNN) Hersubeno Arif, Jumat 14 Oktober 2022.
Wawancara yang diunggah ke YouTube dalam video berdurasi sekitar 20 menit itu sudah ditonton oleh 19 ribu, disukai oleh 1.200, dan dikomentari oleh 325 orang. Sebagian besar yang komentar menyetujui pendapat Said Didu itu.
“Di seluruh daerah mulai dari Aceh hingga ke Papua sudah merancang acara penyambutan Anies. Ada dua kegiatan bersamaan di hari Minggu. Warga Jakarta melepas Anies dan warga di luar Jakarta membuat acara menyambut Anies. Ini merupakan fenomena yang menarik. Pasti ada penyebabnya mengapa itu terjadi,” kata Said Didu.
Ditambahkan oleh Doktor Ilmu Ekonomi IPB Bogor itu, Anies mendapatkan penghargaan dalam berbagi lembaga bergengsi di baik di dalam negeri maupun dari dunia Internasional.
Anies juga bekerja dengan jujur dan akuntabiltas yang tinggi. Dalam lima tahun jabatannya, Pemprov DKI Jakarta lima kali menerima Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK.
“Itu berarti semua laporan keuangan Pemprov DKI mendapat predikat sempurna tanpa catat. Ini tidak pernah diterima oleh gubernur sebelumnya, termasuk Jokowi dan Ahok,” ujar Said.
Tantangan Berat
Menurut Siad, tantangan yang dihadapi Anies selama lima tahun menjabat sangat besar. Kalau hanya menghadapi oposisi dari partai-partai tentunya tidak begitu masalah. Oposisi terhadapnya justru datang dari pemerintah pusat. Dia tidak mendapatkan dukungan yang memadai dari Jokowi selaku Presiden. Menurut Said, tampak betul dalam berberapa kesempatan, Jokowi tidak bahagia melihat Anies.
“Saya sudah 36 tahun ada di Jakarta, tidak pernah saya lihat gubernur yang tidak diharapkan oleh Presiden selain Anies. Dan Anies bisa bertahan dalam kondisi yang tidak mengenakkan itu. Ini menarik dan mencengangkan,” ujar Tokoh asal Sulawesi Selatan itu.
“Terlihat jelas Anies melakukan pertempuran di empat lini. Pemerintah pusat, partai penguasa PDIP, partai kecil PSI yang cuma ada wakil di DPRD dan para Ahoker, yang sangat benci kepada Anies karena dia mengalahkan Ahok di Pilkada DKI Jakarta. Dendam lama yang tidak terobati walaupun sudah lama berlalu,” lanjut Said.
Rakyat, ujar Said, mengetahui semua apa yang dialami oleh Anies. Setidaknya Anies mendapat tiga perlakuan tidak semestinya dari pemeritah pusat. Pertama, sewaktu pembukaan Asian Games, Anies dilarang menemani Jokowi memukul gong. Kedua, larangan Monas dijadikan arena ajang balap Formula E, sehingga Anies harus memindahkannya ke Ancol. Ketiga, wewenang rehabilitasi Ciliwung yang sehausnya dilakukan bersama antara pemerintah pusat dan DKI, tetapi pemerintah pusat berjalan sendiri. “Dan Anies menghadapi semua itu dengan tegar dan diam. Dia membalasnya dengan kinerja. Di situ kehebatan Anies,” tegasnya.
Said menuturkan bahwa rakyat melihat semua itu dan menganggap bahwa nasib mereka akan berubah jika Anies menjadi presiden. Jokowi, kata Said, gagal mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera dengan ditandai dengan harga-harga barang mahal, mencari kerja susah, penganguran di mana-mana, dan pajak digenjot pada saat daya beli menurun.
“Saya melihat memang benar Anies adalah antitesa Jokowi. Rakyat ingin dia membenahi Indonesia setelah rakyat merasa hidup semakin berat dan melarat. Itulah yang menyebabkan mengapa saya melihat rakyat akan menyambut Anies untuk segera berbuat membenahi Indonesia yang gagal dilakukan Jokowi setelah memerintah dua periode,” pungkasnya. (KBA)
Ikutan sedih gw lihatnya. Pak Anies sebagai pemimpin yg bukan hanya dicintai warganya tp juga dicintai bawahannya🥺 pic.twitter.com/OcGFhKqK6i
— Adinda Asmarawati (@AdindaAsmara_) October 15, 2022