[PORTAL-ISLAM.ID] Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi gerombolan buzzer yang kerap menyindir program-program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Termasuk event Internasional, Formula E.
Anies Baswedan mengatakan, buzzer banyak yang mengkritik penyelenggaraan Formula E sejak awal diwacanakan.
Namun dia bersyukur dengan sejumlah kritikan itu. Sebab dengan adanya kritikan-kritikan buzzer itu bisa memberikan faedah selama dirinya memimpin DKI Jakarta selama 5 tahun ini.
"Saya berterima kasih sekali, dengan gelombang sosmed yang mengkritik. Jadi kami bersyukur dengan buzzer-buzzer itu yang berikan faedah selama 5 tahun ini," kata Anies Baswedan dilihat di YouTube CNN Indonesia dalam acara Political Show, Kamis 6 Oktober 2022.
Anies mengatakan, buzzer ikut mengawal kebijakan-kebiakannya.
Bahkan ikut mempromosikan program-program Pemerintah Provinsi DKI jakarta. Dia menyebut buzzer seperti brand ambassador.
"Mereka menjadi semacam brand ambassador kita. Yang mengkampanyekan program kita secara luas. Walau pun nuansanya kritik, tapi saya mempercayai warga indonesia mengedepankan akal sehat. Mengedepankan objektifitas," ujar Anies Baswedan.
Lebih lanjut, Anies mengatakan, Formula E adalah event Internasional yang mampu menggerakan ekonomi di Jakarta hingga Rp2,6 triliun.
"Ini adalah sebuah event yang sukses sekali. Terbesar dalam sejarah Formua E. Saya mengatakan itu karena itu fakta. Fakta bahwa perekonomian yang bergerak 2,6 triliun. Itu manfaat yang dirasakan oleh seluruh masyaraka di Jakarta. Rp2,6 triliun pergerakan perekonomian," ujarnya.
Dia menjelaskan, Formula E juga seperti event Internasional yang lainnya yang diselenggerakan di Indonesia.
"Ada hitungannya, dan ini adalah seperti event-event dunia yang diselenggarakan di Indonesia. Jadi ketika kita mengatakan sebuah event, itu baik atau tidak, jangan tanya siapa penyelenggaranya," ucap Anies Baswedan.
Anies mengatakan, ajang Formula E jangan dipandang sebagai program Gubenur DKI Jakarta, tapi itu adalah event Pemerintah Provinsi yang membawa nama Indonesia di kanca Internasional.
"Kalau saya suka kepada penyelenggaranya saya bilang baik, kalau saya tidak suka kepada penyelanggaranya saya bilang jelek, ini bukan soal formua E, ini tentang RI, bagaimana nama Indonesia yang muncul di dunia," pungkasnya. [FIN]