Oleh: Ustadz Muhammad Abduh Negara*
Kalau capres ada 3 orang: AB, GP dan PS, saya bisa katakan AB adalah pilihan terbaik dari 3 orang tersebut, berdasarkan beberapa hal di antaranya:
Kecerdasannya, kemampuan komunikasinya (termasuk kemampuan bahasa asing), rekam jejaknya tidak ada yang aneh-aneh, dan kedekatannya (terutama beberapa tahun terakhir) dengan kalangan islamis. Apalagi jika PKS ikut mengusungnya.
Namun kita perlu belajar pada kasus PS 2019, sebaiknya kalangan islamis dan aktivis pengajian tidak bernarasi melampaui batas, seperti puisi Neno Warisman yang sangat lebay (dulu pernah saya kritik keras), memberi label santri milenial kepada pengusaha batu bara, dan semisalnya. Ini politik, jangan terlalu polos.
Apalagi AB bagaimanapun tidak bisa dianggap sebagai islamis (punya agenda formalisasi syariah dan semisalnya), tidak ada pernyataannya yang menunjukkan hal tersebut, program-programnya selama menjadi menteri pendidikan dan gubernur ibukota pun belum ada mengarah ke sana.
Jadi kita masih pakai kaidah irtikab akhaff adh-dhararayn (memilih mudharat yang paling ringan).
(*fb penulis)
