Alat musik, hiburan dan tarian di Kerajaan Islam menyebabkan tewasnya jutaan orang serta punahnya sejumlah suku pribumi Karibia?
Kok bisa?
Jika 'Butterfly Effect' ada, memang bisa dikatakan demikian.
*Butterfly Effect: teori kekacauan yang berhubungan dengan "ketergantungan yang peka terhadap kondisi awal", di mana perubahan kecil pada satu tempat dalam suatu sistem taklinear dapat mengakibatkan perbedaan besar dalam keadaan kemudian.
Pasukan Khalifah Bani Umayyah berhasil menaklukkan Spanyol.
Raja Rodrigo yang kejam dan tidak disukai banyak unsur Kerajaan, sangat mudah dipecundangi oleh pasukan Khalifah yang terkenal sangat impresif.
Khalifah kemudian menetapkan tanah ini sebagai provinsi Andalusia.
Hebatnya, Andalusia bertahan jauh lebih lama daripada Kekhalifahan Bani Umayyah dan Abbasiyyah. Kerajaan Andalusia sanggup bertahan selama 8 abad.
Menurut legenda, pihak lawan mengamati kekuatan Andalusia dari kebiasaan yang dilakukan oleh para remaja.
Jika para remaja sibuk dengan permainan olahraga, memanah, berkuda, latihan pedang dan ikut kajian di masjid yang membahas jihad, maka lawan menahan diri dari menyerang. Sebab artinya militer Andalusia kuat.
Tapi ya begitu, manusia mudah berubah. Perlahan namun pasti, musik dan tari-tarian menjadi hiburan penting bagi rakyat Andalusia. Pemimpin yang berebut duniawi dan menikmati duniawi, menular kepada rakyat.
Mereka lebih memilih kesenangan dan remahan wilayah kecil daripada persatuan. Lebih menyibukkan pada ukiran indah daripada perjuangan.
Padahal waktu itu manusia hidup di masa sebelum ada PBB. Saling berebut wilayah adalah seni dalam pergaulan internasional.
Tidak dikenal kedaulatan mutlak sebuah negara. Sebuah perjanjian damai pun hanya jalan mencari kemenangan di ronde berikutnya.
Kejatuhan Andalusia hanya soal waktu. Posisinya di ujung dunia Islam sehingga sulit untuk meminta bantuan, sementara di dalam tidak mampu membela diri sendiri.
Lawan berhasil mempreteli satu per satu wilayah Andalusia. Hingga Reconquista ("penaklukan kembali") terjadi. Andalusia jatuh. Kebijakan genosida diterapkan pemenang. Kaum muslimin diusir, dipaksa pindah agama atau dibunuh, itulah pilihan yang dibuat oleh lawan.
Kehancuran Andalusia adalah kemenangan bagi Spanyol dan Portugis.
Kejayaan Spanyol dan Portugis berlanjut di laut, bahkan menjadi motor penggerak orang kulit putih yang terpukul karena Konstatinopel ditaklukkan oleh Turki Utsmani, sehingga memutus penguasaan Eropa atas pusat perdagangan dunia saat itu.
Namun secara tak langsung kebangkitan orang kulit putih adalah kabar buruk bagi suku-suku Afrika dan kaum pribumi Amerika yang hidup tenang selama puluhan ribu tahun.
Orang Spanyol tiba di Amerika. Mengalahkan pribumi dengan mudah. Memperbudak mereka, bahkan mengimpor cacar yang menewaskan jutaan orang karena pribumi Amerika terpisah dari dunia luar sehingga tidak memiliki kekebalan atasnya.
Turunnya populasi pribumi, sementara kebutuhan tenaga kerja meningkat membuat para budak diimpor dari Afrika. Budak kulit hitam dikalahkan, diculik, dikelabui lalu diangkut ke kapal secara paksa. Tak terhitung orang yang mati di lautan.
Hispaniola, pulau yang kini menjadi lokasi negara Haiti dan Republik Dominika, dahulu dihuni oleh suku asli Taino dengan populasi sekitar 400 ribu jiwa. Columbus tiba di sana tahun 1492 dan suku Taino akhirnya dinyatakan punah tahun 1565.
(Pega Aji Sitama)