Tunainya Misi Maju Kotanya Bahagia Warganya
OLEH : QUSYAINI HASAN (Pemerhati Sosial Perkotaan)
MASIH ingat slogan ‘Maju Kotanya Bahagia Warganya’ yang diusung Anies Baswedan sebagai cagub pada Pilkada 2017 lalu? Kini, slogan ini tak hanya menjadi jargon politik sesaat atau semata jadi jualan saat kampanye. Sebab, slogan yang sekaligus misi politik ini telah ditunaikan dan direalisasikan saat Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Kemajuan Kota Jakarta kini bisa dirasakan bersama, sejalan dengan sejumlah capaian baru sekaligus menjadi tonggak sejarah baru dalam upaya Jakarta menjadi salah satu kota global. Salah satu capaian terbaru di kancah global adalah raihan juara dalam ajang penghargaan bergengsi tingkat dunia, seperti The 2022 WSIS Prizes, pada kategori ICT Applications: e-Science.
Inovasi sistem pengendalian banjir membuat Jakarta meraih juara ajang internasional World Summit on the Information Society (WSIS) tersebut. Penghargaan ini juga mengikuti penghargaan sebelumnya yang diraih saat Jakarta mewakili Indonesia menjadi juara pertama pada ajang ASEAN ICT Awards 2021 untuk kategori Public Sector.
Berbagai penghargaan yang diraih sejatinya merupakan bentuk pengakuan global terhadap inovasi, komitmen dan persistensi kita. Di sisi lain, inilah sebenarnya yang penghargaan tertinggi bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta adalah kemajuan kota dan kebahagiaan warga Jakarta, yang menurut Anies, tidak akan berhenti untuk selalu mengejarnya.
Sebagai ibu kota negara, Jakarta telah memiliki berbagai fasilitas infrastruktur hingga layanan kota berstandar global. Dengan begitu, saat usianya hampir memasuki 500 tahun, Jakarta bisa menyatakan pada dunia sebagai kota global, kota yang berkemajuan dan sejajar dengan kota-kota besar lainnya di dunia.
Apa kota global itu? Inilah standar pencapaian sebuah kota yang memungkinkan berada di level kota-kota dunia, berkat kemajuan kota, kualitas hidup warga, hingga fasilitas atau layanan yang dapat dinikmatinya.
Anies juga memiliki kualifikasi sendiri tentang kota global ini.
“Ketika ada orang datang ke Jakarta dari berbagai belahan dunia, datang ke kota ini, maka akan menemukan stadionnya berstandar internasional, trotoarnya berstandar internasional, pusat kebudayaan dan kesenian berstandar internasional," ujar Anies.
Anies juga menyebutkan sarana, seperti halte, terminal, hingga transportasi umum di Jakarta sudah berstandar internasional.
"Menyaksikan halte, terminal, tempat pemberhentian, bahkan busnya, MRT-nya, semua berstandar internasional. Ini adalah contoh kita memasuki era kota global," kata Anies.
Kemajuan kota ini ternyata sejalan dengan tingkat kebahagiaan warganya. Sebuah survei yang dirilis Social Resilience Lab Nanyang Technological University berkerja sama dengan UPT Statistik Diskominfotik Pemprov DKI Jakarta, baru-baru ini, merilis survei kohesi sosial untuk mengetahui sejauh mana warga DKI saling terikat satu sama lain.
Salah satu temuan dalam survei tersebut menunjukkan, 78,90 persen masyarakat Jakarta menyatakan bahwa tinggal di Jakarta jauh lebih baik dan lebih nyaman dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini wajar, mengingat ikhtiar yang terus-menerus yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk menciptakan perekonomian berkeadilan yang membuat orang yang terlibat bisa hidup layak.
Beberapa program bantuan sosial (bansos) yang dilakukan Pemprov DKI dalam bentuk kartu, antara lain Kartu Lansia Jakarta (KJL), Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ), Kartu Anak Jakarta (KAJ), Kartu Pekerja Jakarta (KPJ), Kartu Jakarta Pintar (KJP) plus, serta Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU).
Berbagai program bansos tersebut memang direalisasikan melalui bentuk kartu. Adapun bantuan tersebut diberikan melalui berbagai kartu lantaran Anies ingin memberikan rasa tenang sebab uang tersebut akan langsung ditransfer melalui Bank DKI kepada penerima bantuan.
"Harapannya dengan mereka punya pengalaman dalam kegiatan finansial kegiatan perbankan maka lebih mudah bagi mereka untuk nantinya masuk ke dalam perekonomian digital," kata Anies.
Pemprov DKI Jakarta mengalokasikan anggaran Rp5 triliun setiap tahunnya untuk berbagai bansos yang diberikan kepada masyarakat pra sejahtera di ibu kota. Sebuah angka yang tergolong besar, apalagi bila dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia, untuk program redistribusi perekonomian bagi kalangan tidak mampu.
Anies memang menyebut anggaran bantuan sosial itu merupakan bagian dari upaya Pemprov DKI Jakarta sebagai upaya redistribusi kue ekonomi yang tumbuh di masyarakat. "Redistribusi ini mengisi yang kurang karena perekonomian belum menciptakan kemakmuran bagi semua," katanya.
Warga Jakarta memang pantas berbahagia bila melihat sebuah studi yang dilakukan YouGov menghasilkan data untuk 44 kota dengan gaya hidup sehat di dunia. Masuk dalam 20 urutan teratas, Jakarta sebagai ibukota Indonesia ini bahkan mengalahkan kota-kota besar dunia.
Dilansir dari Lenstore, lembaga riset YouGov yang berbasis di Inggris baru saja merilis daftar puluhan kota di dunia yang memiliki gaya hidup sehat. Ada banyak aspek yang menjadi indikator penilaian sebelum menentukan peringkat untuk kota dengan gaya hidup sehat ini, seperti tingkat polusi, kondisi lingkungan sekitar, pilihan gaya hidup, jam sinar matahari, tingkat kebahagiaan, fasilitas untuk aktivitas luar ruangan, biaya berlangganan pusat kebugaran setiap bulan, dan masih banyak lagi.
Penilaian ini ditujukan untuk 44 kota besar di seluruh dunia. Kota ini tersebar di Eropa dan juga Asia. Termasuk salah satunya adalah Jakarta. Arti dari kota dengan gaya hidup sehat yang dimaksud oleh penelitian ini adalah kota yang memungkinkan masyarakat atau penduduknya didukung secara penuh untuk menjalani pola dan gaya hidup sehat secara menyeluruh.
Dari penilaian ini, Amsterdam menempati peringkat pertama. Selanjutnya diikuti oleh Sydney dan Vienna. Sementara Jakarta menempati peringkat ke-17. Peringkat untuk Jakarta berada tepat di bawah peringkat Madrid, dan mengalahkan kota besar dan populer lainnya seperti Tokyo, Paris, London bahkan New York.
Ada beberapa indikator penilaian yang jika dilihat memang membuat Jakarta lebih unggul dibanding kota lain. Misalnya, tingkat obesitas di Jakarta terbilang rendah yakni sebesar 6,9 persen. Di Jakarta memiliki angka harapan hidup yang agak tinggi yakni selama 68,5 tahun.
Untuk indikator harga air mineral, Jakarta terbilang cukup memiliki harga murah. Rata-rata harga air mineral botol sekitar 0,21 Euro atau setara Rp3.100. Lain lagi dari aspek fasilitas kesehatan, Jakarta memiliki 114 aktivitas luar ruangan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Ada juga 833 tempat ruang terbuka yang bisa disebut sebagai ruang ketiga yang dapat dikunjungi dan dinikmati masyarakat.
Walhasil, misi mewujudkan Jakarta sebagai kota maju dan membuat warganya lebih bahagia kini telah tercapai berkat komitmen besar, kemauan politik yang kuat, dan kerja-kerja kolaboratif. Di bawah kepemimpinan Anies, Jakarta siap terbang tinggi dan sejajar dengan kota-kota besar dunia lainnya dengan kualitas hidup warganya yang lebih layak dan berkualitas.
(Sumber: RMOLJakarta)