Oleh: Erizal
Skenario dua pasang capres-cawapres seperti yang disinyalir SBY masih mending, ketimbang calon tunggal atau Jokowi 3 periode atau Jokowi turun/maju sebagai cawapres. Atau malah dua pasang, tapi sudah ada yang siap kalah, sebelum kontestasi dimulai.
SBY dinilai telat mengangkat rumor seperti ini. Tapi memang, lebih baik telat daripada tak berbuat sama sekali. SBY tentu punya hitungan tersendiri. Sebagai mantan Presiden 2 periode, apalagi hadir dalam situasi yang tak mudah, SBY tak asal-asalan melontarkan sinyalemen.
Lihatlah, publik, termasuk lawan-lawan politik SBY mulai fokus pada dirinya, tapi skenario Anies-AHY mulai menguat. Poros koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS, kembali menguat. Justru road show politik PDIP yang dipimpin Puan Maharani seketika meredup.
Pernyataan politik kadang tak bisa dinilai dari apa yang disampaikan saja. Tapi lihatlah apa yang bergerak, menyelinap dibalik pernyataan itu. Satu dipukul, yang lain di tempat berbeda, mulai matang, dari yang tadinya mentah, atau yang tadinya mulai matang, jadi mentah lagi.
(*)