[PORTAL-ISLAM.ID] ACT dibubarkan setelah hasil audit dana dan kegiatannya dianggap BERBAU RADIKALISME, padahal bukan duit negara lho!
Sementara SATGASUS dibubarkan tanpa ada audit dana dan kegiatannya, padahal pake duit negara tuh!
Kalau begini siapa yg mau percaya RADIKALISME dong?
Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso mengaku setuju akan adanya desakan untuk audit forensik dan audit kinerja dari Satgasus Merah Putih pimpinan Irjen Ferdy Sambo, setelah dibubarkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit.
Sugeng mengatakan, ada empat penanganan kasus yang dilakukan Satgasus selama ini, yakni pengungkapan narkoba sebanyak 887 kilogram di Banten, dan 2,5 ton narkoba di Aceh.
Serta kasus KM 50 atau pembunuhan laskar FPI dan kasus kebakaran Kejaksaan Agung.
"Saya setuju ada audit forensik terhadap kinerja Satgassus. Ada empat yang ditampilkan di media massa soal penanganan Satgassus, yaitu pengungkapan narkoba 887 kilogram di Banten, 2,5 ton di Aceh."
"Kemudian kasus KM 50, kasus kebakaran Kejaksaan Agung, ada satu lagi kasus narkoba juga," kata Sugeng dalam Diskusi Publik yang ditayangkan di kanal YouTube KontraS, Senin (5/9/2022).
Lebih lanjut Sugeng kemudian mempertanyakan akuntabilitas kinerja dari Satgassus pimpinan Irjen Ferdy Sambo itu.
"Jadi ini semuanya tidak diketahui oleh publik, bagaimana pertanggungjawabannya. Oleh karena itu IPW kemarin juga mendesak audit kinerja terhadap kerja Satgassus," terangnya.
Mantan Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya Dr. Rizal Ramli juga meminta Satgasus Merah Putih Polri yang pernah dipimpin oleh Irjen Ferdy Sambo tak hanya dibubarkan tetapi juga diaudit.
“Ini ada transaksi hitam Satgasus. Ini yang harus diaudit, uangnya dari mana, dari judi, dari narkoba."
“Jadi tidak cukup Satgasus dihapus, tetapi harus dibuka polanya, dipelajari aliran dananya dan dipertanggungjawabkan."
"Ini dilakukan untuk memastikan betul-betul kegiatan mafialah di dalam polisi,” kata Rizal Ramli dalam diskusi Total Politik bertajuk Kasus Sambo di Jalan Politik secara virtual, Jumat.
Audit tersebut, lanjut Rizal, di antaranya untuk mencari pertanggungjawaban atas persetujuan kegiatan Satgas tersebut.
Namun Rizal tidak setuju jika itu dilimpahkan ke Kapolri.
Ia mengambil contoh Kapolri Jepang yang baru saja mengundurkan diri terkait insiden penembakan yang menyebabkan eks Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe.
Kapolri Jepang, kata dia, mengundurkan diri lantaran dianggap bertanggung jawab dan tidak mampu melindungi Abe sebagai pejabat di negeri matahari terbit itu.
“Tetapi kita mesti lihat sejarah daripada satgasus ini. Dia jadi monster dimulai oleh teman saya Mas Tito (mantan Kapolri), kemudian jadi monster di bawah Kapolri-Kapolri berikutnya,” ulas Rizal.
Satgasus Dibubarkan
Diketahui sebelumnya, Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo resmi membubarkan Satuan Tugas Khusus (Satgasus) yang diketuai oleh mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol. Ferdy Sambo.
Hal itu disampaikan Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Dedi Prasetyo saat konferensi pers di Markas Komando Brigade Mobile (Mako Brimob) di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis (11/8/2022).
“Tentang satgassus Polri, pada malam hari ini juga, bapak Kapolri secara resmi sudah menghentikan kegiatan dari Satgasus Polri,” kata Irjen Dedi Prasetyo.
“Artinya sudah tidak ada lagi Satgasus Polri,” ujarnya menambahkan.