[PORTAL-ISLAM.ID] Keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dianggap tidak tepat, lantaran bukan berdasarkan pertimbangan yang cukup matang dari Presiden Joko Widodo.
Analisis tersebut muncul dari pengamat politik Rocky Gerung, yang disampaikan dalam wawancara bersama wartawab senior Hersubeno Arief di kanal Youtube-nya, Sabtu (10/9).
"Jadi ini kekacauan di dalam koordinasi makro. Dan tentu yang koordinator utama presiden. Dia enggak paham apa yang terjadi," ujar Rocky.
Rocky memperhatikan, Jokowi hanya sekadar mendengar pertimbangan-pertimbangan yang disampaikan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
"Makanya dia dengar semua masukan, dari Sri Mulyani, Luhut, Pertamina, macam-macam masukan akhirnya dia bingung sendiri tuh," tutur Rocky.
Lebih dari itu, Rocky menilai kapasitas Jokowi dalam membuat keputusan, khususnya dalam persoalan kenaikan harga minyak mentah dunia, tidak mumpuni.
Sehingga dia berkesimpulan, kebijakan kenaikan BBM yang kini berlaku dan tengah diprotes banyak masyarakat bukan murni keputusan dari pikiran Jokowi.
"Itu masalahnya, kalau kapasitas untuk mengolah informasi terbatas, sehingga akhirnya dia serahkan itu kepada naluri-naluri para dukun," cetusnya.
"Mungkin (bisikannya) 'ini saatnya menaikkan, kalau besok terlambat, ini saatnya untuk nipu, kalau besok ketahuan'," demikian Rocky menambahkan.[RMOL]