IQ dan Protein
Oleh: Ferizal Ramli
IQ masyarakat kita amat rendah. Kebutuhan protein adalah salah satu momoknya di masyarakat. Kita tuh amat kurang konsumsi protein, ada 2 alasan:
(1) Kultur kita makan konsumsi Karbohidrat (nasi). Lauk-nya sak umil (sedikit).
Tradisi Barat makan: daging itu besar dan digado, karbonya cuma sedikit roti. Konsumsi Susu dan Kejunya berlimpah.
Komsumsi protein kita dari Ayam, hanya entah lah ini Ayam Suntik yang dikonsumsi masyarakat tsb memenuhi standard kualitas gizi atau tidak?
(2) Harga Daging untuk protein memang amat mahal.
Hanya di Barat kebutuhan daging dari daging Babi yang amat murah. Babi itu sumber protein murah dan berlimpah. Harga daging babi dimana pun dibelahan dunia itu paling 1/3 kadang 1/4 dari daging Sapi.
Sudah secara daya beli tinggi, biaya untuk memenuhi kebutuhan proteinnya murah!
Selain itu mereka juga ada variasi daging seperti Kalkun, Bebek, Kambing, Rusa dan Kelinci. Sudah pasti juga ayam. Ini semua dikonsumsi secara normal oleh masyarakat Barat meskipun kalah jauh dari pada Babi jumlah konsumsinya.
-----
Jika kita ingin IQ penduduk kita diperbaiki maka kebutuhan proteinnya HARUS dipenuhi dari Ikan.
Kita kaya Ikan Laut, tapi mismanagement (salah urus) jadi mahal. Ini yang harus diperbaiki.
Klo kebutuhan dari Daging Sapi itu mahal, mau dikelola seperti apapun mahal. Di Barat juga daging Sapi itu mahal. Apalagi daging Kambing atau Rusa, ini jauh lebih mahal lagi.
Padahal ini harus dikonsumsi TIAP hari. Ini TANTANGAN kita.
Nah solusinya kita harus mencontoh Jepang. Jepang adalah budaya protein dari Ikan.
Kita kaya Ikan. Barat ndak punya Ikan. Ikan di Barat "Sepo" tidak enak. Ikan Salmon yang dibangga-banggakan Barat kalah enak jauh dengan Tenggiri, Tuna, Cakalan yang gurih dan manis rasanya.
Hanya kita MISMANAGEMENT disini. Yang punya laut kaya dan air lautnya hangat itu kita, TAPI yang nikmati ikannya justru masyarakat Jepang sehingga IQ mereka (aku yakin) tinggi-tinggi.
*dari Tepian Lembah Sungai Rhein Ruhr
(fb penulis)