Pelayan Khalifah Umar bin Khathab ra., yang bernama Yarfa' bercerita,
"Kulihat pakaian Umar telah dihiasi lebih dari 21 tambalan. Di antaranya, yaitu empat tambalan berada di bahu. Suatu hari ia terlambat menunaikan salat Jumat kemudian keluar menghadap manusia, naik ke atas mimbar untuk menyampaikan alasan keterlambatannya. Dia berkata, 'Demi Allah, aku terlambat karena aku hanya memiliki satu baju, dan aku hendak mencucinya. Aku mencucinya sesaat sebelum tiba waktu salat. Maka maafkanlah aku.'"
Padahal,
Di bawah pemerintahan Khalifah Umar, khilafah Islam memiliki cakupan luas meliputi: seluruh jazirah Arab, Syam (Palestina, Suriah, Libanon, dan Yordania), Mesir, Iraq, Persia, Armenia, Azerbaijan, dan beberapa wilayah lain.
Dalam berperang, Khalifah Umar melarang tentaranya membunuh orang yg lemah dan menodai kuil, serta tempat ibadah lainnya. Beliau juga banyak menawarkan syarat2 lunak utk menaklukkan musuh2nya.
Bandingkan dg kebuasan dan penindasan yg dilakukan Alexander, Julius Caesar, Jengis Khan, dan Hulagu. Ketika Alexander menaklukkan Sur, sebuah kota di Syam, dia memerintahkan jenderalnya melakukan pembunuhan massal dan menggantung seribu warga negara di dinding kota. Demikian pula ketika dia menaklukkan Astakher, sebuah kota di Persia. Dia memerintahkan agar seluruh laki2 dipenggal.
Kembali pada Khalifah Umar,
Suatu ketika dalam sebuah rapat umum, ada seseorang berteriak, "Wahai Umar, takutlah kepada Allah!" Para hadirin terkejut dan ingin membungkam orang itu, tapi Khalifah Umar justru berkata, "Jika sikap jujur seperti itu tidak ditunjukkan oleh rakyat, mereka menjadi tidak ada artinya."
Khalifah Umar juga sangat tegas pada bawahannya. Suatu ketika dia pernah berpidato di hadapan para gubernurnya, "Ingatlah! Saya mengangkat kalian bukan utk memerintah rakyat, tetapi agar kalian melayani mereka. Kalian harus memberi contoh dg tindakan yg baik agar rakyat bisa meneladani kalian!"
Khalifah Umar juga menerapkan daftar harta bergerak/tidak bergerak bagi para pejabat yg terpilih. Di akhir masa jabatan, pejabat tersebut harus bertanggung jawab setiap kali hartanya bertambah secara mencolok. Lihat kitab Futuhul Buldan.
Khalifah Umar juga berdamai dan mengikat perjanjian dg negeri kufur lain yaitu penduduk Elia. Dia mengatakan, "Ini adalah perdamaian yg ditawarkan Umar, hamba Allah, kepada penduduk Elia. Orang2 Kristen Elia diizinkan tinggal di gereja2 mereka. Rumah dan tempat beribadah mereka tidak boleh dihancurkan. Mereka bebas sepenuhnya menjalankan ibadahnya dan tidak dianiaya sedikit pun."
Suatu ketika Gubernur Kufah mengunjungi Khalifah Umar yg saat itu sedang makan. Sang Gubernur menyaksikan makanannya terdiri dari roti kering yg dilumuri minyak zaitun (suatu makanan yg sangat sederhana). Gubernur berkata, "Amirul Mukminin, mengapa Anda tidak makan roti dari gandum?" Khalifah Umar balik bertanya, "Apakah engkau pikir dalam wilayah kekuasaanku yg begitu luas, setiap orang bisa mendapatkan gandum?" Gubernur menjawab, "Tidak." Khalifah Umar pun berkata, "Lalu bagaimana aku dapat makan roti dari gandum? Kecuali jika itu bisa dg mudah didapat oleh seluruh rakyat ku."
Yang terakhir.
Sejarawan Kristen, George Zaidan berkomentar, "Pada masa Khalifah Umar, berbagai negara ia taklukkan, harta pampasan perang menumpuk banyak, harta kekayaan raja2 Persia dan Romawi mengalir deras kepada para tentaranya. Namun, ia sendiri menunjukkan kemampuannya menahan nafsu serakah sehingga kesederhanaannya tidak pernah bisa ditandingi oleh siapa pun. Ia berpidato di hadapan rakyatnya dg pakaian bertambalkan kulit hewan. Ia mempraktikkan satunya kata dg perbuatan. Ia mengawasi para pejabat dg sangat cermat. Ia berlaku adil kepada semua orang termasuk kaum kafir."
Ini Khalifah Umar. Lha kamu?
Kamu itu punya mata, tapi tidak digunakan untuk melihat rakyat yang tercekik segala kebutuhan.
Kamu itu punya telinga tapi tak kamu gunakan untuk mendengar keluh kesah rakyat.
Kamu.. Iya kamu yg bisanya cuman mencekik rakyat dan mengkhianati bangsa dan negara.
Kamu, keluarga mu dan kroni mu hidup di atas bermewah-mewahan sedang di bawah rakyat sedang sambat mengeluh bingung karena BBM naik harganya.
Pengen tak hiiiiiihhhhh!!!
(Rudy Razi)