Para perantau Yaman datang ke Indonesia mayoritasnya menggunakan kapal laut. Ada juga yang dengan kapal selam.
Yang pake kapal selam ini semuanya mendarat di Palembang kemudian dijadikan pempek.
🤣🤣🤣
Generasi awal mereka, Disebut wulaity/walaity (perantau asli Yaman) hanya para lelaki yang menyeberangi lautan demi mencari kehidupan lebih baik. Makanya begitu turun kapal, Selain pasar, Yang juga mereka cari adalah gadis setempat.
Gadis-gadis ini dinikahi lalu melahirkan anak-anak yang sekarang kita kenal dengan sebutan jamaah (warga Indonesia keturunan Yaman).
Para gadis yang menjadi istri dari wulaity tersebut tentu memiliki saudara atau saudari. Dalam bahasa Arab mereka disebut sebagai khaal الخال / khaalah الخالة (paman / bibi dari pihak ibu). Kata jama' nya akhwaal الأخوال.
Makanya para jamaah menyebut warga pribumi sebagai akhwal. Yang kemudian jadi ahwal. Sebagai penghormatan bagi pribumi Indonesia yang menerima mereka dengan penuh kebaikan.
Selain ahwal, Ada juga baudeh / baude. Yang merujuk pada kalangan Chinese. Tapi nanti deh kita bahasnya biar ga kepanjangan.
*Ket. Foto: 4 orang jamaah menjunjung dan menjaga seorang ahwal dengan taruhan nyawa mereka.
(Fathi Nasrullah)