Saya berprasangka bahwa dunia semakin industrialistik dengan karakter kerakusannya.
Manusia dipaksa untuk terus berproduksi tanpa henti seperti mesin hingga tidak bergerak karena rusak.
Berbagai aspek kehidupan dinomor-duakan, termasuk keluarga sebagai naungan dasar bagi manusia.
Nalar industri itu bahkan masuk ke dalam dunia pendidikan.
Dunia yang seharusnya menjadi penjaga terakhir idealisme, akhirnya turut menjadi pragmatis.
Guru dan dosen tidak lagi sibuk untuk membentuk manusia. Mereka akhirnya hanya mengajar, melakukan transfer informasi dan pengetahuan, lalu sisanya mengerjakan tugas tehnis dan administratif.
Lembaga pendidikan semakin tidak mendidik.
Nilai, makna dan kebahagiaan manusia menjadi hal asing bagi pendidikan.
Menyisakan kerja, kerja dan kerja.
Perenungan, pengkajian, penginsafan, hanya tindakan tak terukur yang selayaknya disingkirkan dari dunia bernama pendidikan.
Termasuk di dalamnya interaksi yang memanusiakan manusia, yang membutuhkan sentuhan agar tahu kemana muara hidupnya, bagaimana menata dirinya, serta apa saja yang harus dijalaninya untuk menghabiskan usia.
(Anton Ismunanto)
*fb