Kritik terhadap rencana naiknya BBM dengan iman terhadap rizki itu bab nya berbeda. Bukan karena percaya rizki dari Allah, lalu pasrah diam saja ketika pemerintah berencana menaikkan BBM. Sangat tidak nyambung.
Percaya rizki dari Allah itu bab Aqidah. Menolak kenaikan BBM itu perkara Syariah. Muslim yang baik ketika melihat ada kezhaliman tentu tak akan diam. Naiknya BBM akan menyusahkan rakyat. Apalagi tak tanggung-tanggung naiknya begitu besar.
Bukankah Rasulullah SAW sendiri pernah berdoa:
اللَّهُمَّ، مَن وَلِيَ مِن أَمْرِ أُمَّتي شيئًا فَشَقَّ عليهم، فَاشْقُقْ عليه، وَمَن وَلِيَ مِن أَمْرِ أُمَّتي شيئًا فَرَفَقَ بهِمْ، فَارْفُقْ بهِ
"Ya Allah, siapa yang mengemban tugas mengurusi umatku kemudian ia menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia; dan siapa yang mengemban tugas mengurusi umatku dan memudahkan mereka, maka mudahkanlah dia." (HR Muslim dan Ahmad).
Penguasa yang kau sebut ulil amri itu, bukankah sebelum berkuasa mereka paling lantang menolak kenaikan BBM? Drama airmata dimana-mana. Padahal naiknya tak terlalu tinggi seperti rencana kenaikan BBM hari ini.
Sekarang mereka kau bela dengan mengatakan "Tidak peduli berapapun kenaikan harga, kewajibanku adalah beribadah dan Dia akan menanggung rizkiku sebagaimana yang telah Dia janjikan".
Menurutmu, menolak kenaikan BBM bukan ibadah?
(Kak Oksa)