[PORTAL-ISLAM.ID] Sabtu pekan lalu Presiden Jokowi resmi menaikkan harga BBM subsidi jenis Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter.
Jokowi mengklaim harga pertalite sebenarnya tanpa subsidi itu Rp 17.100, lalu pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 7.100, sehingga rakyat hanya membayar pertalite cuma Rp 10.000 per liter.
Kalau klaim Jokowi ini benar (walaupun sudah berkali-kali omongan Jokowi ketahuan ngibul), anggap aja kali ini benar, kenapa pemerintah tidak beli aja BBM dari Vivo seharga Rp 8.900 per liter?
Pemerintah beli BBM vivo Rp 8.900, terus rakyat diberi subsidi Rp 7.100, sehingga BBM vivo oleh pemerintah dijual ke rakyat cuma dengan harga Rp 1.800 per liter (Rp 8.900 - Rp 7.100).
Simpel kan? Rakyat pasti akan senang sekali, dan bisa setuju jangankan 3 periode, 10 periode satau seumur hidup gak papa deh.
Lebih efektif dan efisien serta lebih hemat dengan kulakan BBM ke vivo.
Pertamina bisa dibubarkan, tidak perlu lagi menggaji direksi dan komisaris milyaran rupiah per bulan.
Gimana???
Kata Jokowi harga Pertalite tanpa subsidi 17.100. Sekarang ditetapkan jd 10.000. Artinya masih subsidi 7.100.
— ️️️️ ️️️️️️️️ (@UyokBack) September 4, 2022
Harga Vivo 8.900. Terus Vivo dipaksa naikkan harga.
Kenapa gak kulakan aja ke Vivo ya.. Kan jd bisa jual dgn harga dasar 1.800 (selisih harga vivo dan subsidi).
Nah, lebih praktis dan efisien dg kulakan ke vivo😁
— #RiceGrowers (@Khamimneutron) September 4, 2022
Mgkn lbh besar untungnya dgn kongkalikong...
— 💞MaminyaNadya👨👩👧💝 (@lelasukmagmail1) September 5, 2022