[PORTAL-ISLAM.ID] Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto buka suara menyikapi rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
Hasto tidak menentang rencana pemerintah tersebut. Menurutnya, PDIP memang pro terhadap rakyat kecil, namun pemerintah pun tengah menghadapi kesulitan.
"BBM berulang kali kami lakukan sikap tegas, sikapnya bukan personal mendukung atau tidak, tetapi keberpihakan," kata Hasto lewat siaran pers, Jumat (2/9/2022).
"Jadi, keberpihakan PDI Perjuangan ini, kan, pada wong cilik, kepada marhaen. Tetapi pada saat yang sama, kita melihat kesulitan-kesulitan yang dihadapi pemerintah," tambahnya.
Pernyataan Sekjen PDIP ini mendapat tanggapan dari mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu.
Said Didu menyebut kesulitan pemerintah itu akibat ulah rezim Jokowi yang ugal-ugalan berhutang dengan bunga tinggi sehingga kini harus membayar cicilan dan bunga yang mencapai 900 Triliun.
"Yang membuat pemerintah sulit adalah :
1) krn menambah utang besar-besaran dg bunga tinggi shg saat ini hrs bayar cicilan sktr Rp 800 - 900 trilyun.
2) krn gagal mempertahankan kurs rupiah shg melemah dari Rp 9.000 thn 2014 menjadi Rp 14.900 di 2022.
Semoga jelas," ujar Said Didu di akun twitternya @msaid_didu.
Netizen menyentil Sekjen PDIP kenapa sekarang gak pada nangis seperti dulu saat pemerintah SBY menaikkan harga BBM.
Yang membuat pemerintah sulit adalah :
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) September 2, 2022
1) krn menambah utang besar-besaran dg bunga tinggi shg saat ini hrs bayar cicilan sktr Rp 800 - 900 trilyun.
2) krn gagal mempertahankan kurs rupiah shg melemah dari Rp 9.000 thn 2014 menjadi Rp 14.900 di 2022.
Semoga jelas https://t.co/fffeV7qWSe
Kalau ditanya ekonomi katanya semua bagus mau meroket, inflasi terkendali, lah tau2 pemerintah sedang sulit, sulitnya dimana?
— Armeyn Nizaroeddin (@armeyn_n) September 2, 2022
Kenapa hasto dan kader pdip yg lain ga nangis??
— MU (@d2balitour) September 2, 2022
Berakkkkk mencretttt kamu to
— win-win solution (@winwins37656731) September 2, 2022