HATI-HATI ADA UPAYA "BEBASKAN" SAMBO DARI HUKUMAN BERAT
Oleh: Naniek S Deyang, ex wartawan investigasi
Dari kapan hari sebenarnya saya mau menulis tapi kemarin ketabrak naiknya harga BBM.
Seperti banyak orang bilang bahwa Sambo ini punya kekuatan yang luar biasa. Jejaringnya di kepolisian dan di dunia politik sangat kuat. Maklum Sambo diduga pengendali bisnis gelap yang aliran duitnya luar biasa besar, sehingga tangan-tangan Sambo bak Sinterklas bertentakel dimana aliran duit ia gerojokan kemana-mana.
Bukti kuatnya Sambo itu antara lain terlihat bagaimana ia dan istrinya bisa ngeprank orang se-Indonesia dengan cerita yang dia buat bersama dengan hampir 100 polisi dari pangkat rendah sampai perwira.
Tak hanya itu, bahkan meski sudah dipecat dia seolah masih bisa mengatur apa yang dia mau. Sebagai contoh saat rekonstruksi misalnya dia bisa menolak beberapa adegan, coba mana ada tersangka lain bisa menolak adegan rekonstruksi? Dia juga masih bisa mengatur sang istri meski tersangka tapi tidak ditahan, sehingga bisa mengenakan pakain bebas saat rekonstruksi bahkan masih menenteng tas branded Gucci, dan tentu kini istrinya masih bisa beredar alias jala-jalan. Hebatnya lagi Sambo yang dipecat, masih dipanggil para polisi yang melakukan rekonstruksi dengan sebutan "Jenderal".
Sambo yang diduga sebagai pemegang "kunci" harta karun dari bisnis gelap ini, kini terus dicoba dilakukan pihak-pihak tertentu upaya pembebasan dari pembunuhan berencana, sehingga Sambo tidak akan terkena hukuman seumur hidup atau hukuman mati.
Sambo akan dijadikan tokoh HERO untuk keluarganya. Ia tidak akan dituduh "membunuh" tapi hanya "terlibat pembunuhan" lantaran emosi mendengar istrinya dilecehkan atau belakangan berkembang diperkosa Brigadir J. Membela kehormatan keluarga paling hukumannya 5-10 tahun, nanti direvisi-revisi ujungnya hanya menjalani hukuman 2-3 tahun. Bahkan ada peluang meski dipecat ia bisa dikembalikan menjadi polisi asal Kapolrinya bisa pro Sambo, karena ada celah pasalnya.
Duit Sambo yang diduga bertriliun-triliun dalam bunker yang konon hanya 12 orang yang mengetahui tempatnya termasuk Brigadir J, bisa membeli apa saja dan siapa saja.
Langkah "penyelamatan" Sambo antara lain dalam hal menembak Brigadir J. Pada rekonstruksi Sambo ngotot yang menembak sampai mati Brigadir J adalah Bharada E, dan ia hanya menembak tembok saja. Sementara menurut Bharada E ia yang menembak duluan, kemudian Sambo yang melakukan eksekusi terakhir.
Namun cerita lain secara gamblang disampaikan oleh anggota Komisi III, Sahroni. Anggota DPR dari partai Nasdem saat diwawancara Deddy Cobuzer mengatakan, ia mendapat info yg sebenarnya dari Kapolri, bahwa penembak pertama bahkan sampai mati adalah Sambo. Setelah itu agar lebih pasti Brigadir J mati, Sambo menyuruh Bripka RR (Ricky) untuk menembak, namun Bribka RR tidak bersedia, selanjutnya yg disuruh Bharada E. Jadi Bharada E, menurut Sahroni menembak jasad yg sudah mati.
Dalam hal tembak-menembak ini kalau sampai Sambo dan "tim"nya berhasil membuat skenario dia tidak menembak Brigadir J, maka Sambo tidak kena pasal prmbunuhan tapi hanya pengatur pembunuhan.
Kemudian soal motivasi, pelecehan seks di Magelang ini terus digaungkan, untuk menjadikan Sambo sebagai hero untuk keluarga/istri.
Jadi sekenario penyelamatannya adalah Sambo terlibat mengatur pembunuhan (digambarkan dia tidak menembak Joshua hanya menembak tembok), karena membela martabat istri/keluarga yg diperkosa Joshua. Jadi sebagai hero dia tidak dihukum mati atau dihukun seumur hidup. Hukumanya ya nanti bisa diaturlah supaya tidak maksimal.
Nah soal pelecehan atau perkosaan di Magelang ini menurut pengamat Irma Hutabarat banyak janggalnya, pertama tidak ada visum et repertum yang menerangkan bahwa Puteri diperkosa Brigadir J, kemudian tidak ada CCTV, yg aneh lagi sepeti juga dulu pernah saya tulis, Puteri ini istri Kadiv Propam, istri Jenderal Bintang Dua, dia tinggal telepon ke Kapolres Magelang utk menangkap Brigadir J kalau dia diperkosa.
Rumah Sambo di Magelang itu katanya rumah bekas Kapolri Idham Azis, masuk akal nggak rumah pembesar kepolisian tidak ada CCTV-nya? Sebagai gambaran rumah saya di Magelang pernah kecurian sepatu yg ditaruh di teras rumah, itu polisi di Magelang langsung menyarankan rumah saya dipasangi CCTV. Bahkan tetangga saya rumah biasa utk kos-kosan aja juga dipasangi CCTV. Sekarang ini CCTV itu bukan barang mahal, jadi gak mungkin rumah pembesar kepolisian tidak ada CCTV-nya yg di Magelang.
Jadi mari rakyat terus awasi kasus Sambo ini, berbagai upaya membebaskan Sambo dari hukuman berat terus dilakukan. Tak hanya itu "Tim" Sambo juga menebar ketakutan pada media mainstream dan masyarakat, bahwa siapapun yg menyalahkan Sambo dan membela Brigadir J akan dilakukan "SERANGAN BALIK". Wah luar biasa kekuatan Mr Sambo ini kalau benar, meski dah ditahan masih juga punya kekuatan di kepolisian dan mengancam akan melakukan serangan ke masyarakat medsos dan media.
Nah kalau rencana serangan balik itu benar, berarti Mabes di dalam Mabes, Mafia di dalam Mabes itu memang benar adanya ya?
*fb