LEMAH
Perhatikan saksama screenshot di postingan ini. Nilai tukar dollar rupiah sejak 2004. Kalian mungkin tidak menyadarinya, pengamat2/ekonom2 apalagi pejabat entahlah tutup mata atau pura2 tidak lihat, grafik ini penting sekali loh.
Periode 2004-2014, nilai kurs kita itu rata2 di angka 9.000 saja. 2014 ganti Presiden, kurs rupiah terus melemah, dan dibiarkan melemah hingga rata2 menjadi 14.000. Minggu2 ini bahkan terus naik jadi 15.000.
Apa artinya?
Baik, mari kita lihat data ekspor-impor kita.
Ekspor tahun 2021, sebesar 231 milyar dollar, 3 besar ekspor kita adalah: minyak sawit, batubara, baja dan besi. Tiga besar ini saja 32% nilai ekspor. Sebagian besar komposisi ekspor kita itu adalah: bahan mentah, hasil alam, dkk.
Sementara impor tahun 2021, sebaliknya, 37% adalah barang konsumsi. 40% bahan baku/penolong produksi.
Lantas, mari kita gabungkan antara kurs rupiah yg 9000 ke 14.000, dengan data ekspor impor.
Artinya apa?
Yang menikmati kurs melemah ini adalah perusahaan2 penghasil produk alam, tambang, dkk, kurs melemah, barang mereka tambah laris, rupiah dapat banyak. TAPI yang blangsak adalah rakyat Indonesia yg mengonsumsi barang2 impor. Rakyat yg mengonsumsi produk yg bahan baku/penolongnya dari impor
Maka, jika kalian beli Pertamax, Pertalite, mie, makanan, barang2 lain lebih mahal, itu sih tentu saja begitu karena kurs rupiah kita begitulah. Kita impor gitu loh. Kurs melemah, harga otomatis naik.
Apa yang terjadi jika kurs tetap 9.000? Harga HP, televisi, komputer, dll secara teoritis akan jauh lebih murah. Termasuk Pertamax dkk. Termasuk saat impor gandum, dkk.
9.000 ke 14.000, bahkan belum apa2, secara teoritis harga2 sudah naik 50% sendiri 10 tahun terakhir. Rupiah kehilangan nilainya dibanding dollar.
Nasib. Bicara soal kurs ini selalu muter2 sejak dulu. Baca tulisan begini saja, yg baper banyak. Dan keluarlah teori2 ekonomi mereka. Bahwa kurs rupiah sengaja dibuat lemah biar ekspor menguat, bla bla bla. Fundamentallah, teori mata uanglah, negara lain juga bla bla bla.
Tapi sejatinya, ketahuilah, mau jungkir balik argumennya, grafik kurs ini sangat nendang. Karena itulah cermin ekonomi 10 tahun terakhir.
LEMAH!
(By Tere Liye)