Dari Kasus harga BBM Vivo yang dipaksa naik, sebenarnya terjawab sudah kenapa Pertamina selalu merugi.
Karena Pertamina tidak siap dan tidak dibiasakan untuk bersaing secara fair baik dari segi harga maupun servis.
Kalau pertamina merugi, tinggal meminta regulator (dalam hal ini pemerintah) untuk menaikan harga BBM dengan dalih dana subsidi sudah jebol.
Dan kalau Pertamina kalah bersaing lagi-lagi mengadu sama regulator (pemerintah) dan memaksa kompetitornya untuk mengalah, dan menaikan harga jualnya.
Akhirnya Pertamina terbiasa manja, terbiasa disusui dengan berbagai aturan yang protective.
Padahal dari kompetisi yang sehatlah lahirnya corporate culture yang siap bersaing dipasar bebas.
Maka wajar Ahog membuat pernyataan bahwa dengan "merem" pun Pertamina akan untung. Karena dia tahu pemerintah dengan berbagai upaya akan selalu membuat Pertamina untung.
(T Gusman)