Tidak Ada Kebohongan Sempurna
Oleh: Syofyan Hadi
Saat saudara-saudara Yusuf berhasil menyingkirkan Yusuf dengan cara membuangnya ke dalam sebuah lobang sumur, maka mereka mulai memainkan sebuah sandiwara dengan mengarang jalan cerita bahwa Yusuf tewas dimakan srigala saat mereka sedang asyik bermain dan berlari (QS. Yusuf [12]: 17).
Demi meyakinkan sang ayah, maka mereka mendatangkan barang bukti berupa baju Yusuf yang berlumuran darah binatang yang mereka bunuh sendiri (QS, Yusuf [12]: 18).
Sandiwara saudara-saudara Yusuf terbongkar dengan mudah saat ayah mereka melihat barang bukti yang tidak mendukung fakta cerita.
Scenario pun menjadi buyar dan berantakan ketika baju Yusuf yang berlumuran darah yang diajukan sebagai barang bukti ternyata tidak sedikitpun ada sobek bekas kuku dan gigi srigala.
Bagaimana mungkin bisa seekor srigala memakan mangsannya sampai habis, namun baju yang dipakainya tidak ada sobek sedikitpun? Sandiwarapun buyar dan berakhir dengan cara yang sangat memalukan bagi para pelaku.
Begitu juga, saat Zulaikha memburu Yusuf hendak menundukan dirinya, hingga saat keduanya sampai di depan pintu, Zulaika menjadi sangat kaget karena mendapati suaminya telah berada di depan pintu (QS. Yusuf [12]: 18).
Zulaikha pun memulai sandiwara dengan menangis tersedu-sedu di depan suaminya sambil meyakinkan suaminya bahwa dirinya adalah korban pelecehan sang pemuda tampan.
Sandiwara Zualikha pun dengan mudah terbongkar saat sang suami melihat barang bukti ternyata tidak mendukung fakta cerita.
Scenario pun menjadi berantakan ketika baju Yusuf yang dijadikan barang bukti ternyata sobeknya di belakang (QS. Yusuf [12]: 28).
Bahwa orang yang dituduh hendak memperkosa sorang wanita, sementara bajunya sobek di bagian belakang adalah sesuatu yang sulit diterima logika awam.
Sandiwara pun Buyar dan sang actor pun akhirnya mengakui perbuatannya sendiri di depan public (QS. Yusuf [12]: 51).
Pesannya, tidak ada kebohongan yang sempurna, karena setiap sandiwara dusta pasti meninggalkan celah untuk mengungkap kebenarannya.
Berhentilah bersandiwara!!
(*)