[PORTAL-ISLAM.ID] Ekonom Konstitusi Defiyan Cori berpendapat, kesepakatan Tesla dengan dua perusahaan China yang berdiri di Indonesia, yakni Zhejiang Huayou Cobalt Co dan CNGR Advanced Material Co sangat melecehkan posisi RI.
"Penandatanganan kontrak pembelian nikel antara Tesla dengan dua supplier asal China, Huayou dengan CNGR ini jelas melecehkan posisi Indonesia sebagai pemilik sumber daya mineral atau bahan bakunya.
Padahal, kedua perusahaan RRC itu telah membangun pabriknya di Indonesia, yang seharusnya ada klausul pelarangan menjual kembali komoditas nikel ini kepada pihak lain," katanya, Senin (8/8/2022).
Selain itu secara ekonomi, Pemerintah Indonesia menurutnya jelas dirugikan atas selisih harga jual penjualan dengan harga pokok produksi komoditas nikel.
"Seharusnya potensi nilai tambah produksi dari hasil penjualan itu bisa lebih besar diperoleh di Tanah Air, dibandingkan dengan penjualan ke Tesla," ucap Defiyan.
Defiyan bilang, perlu dicermati juga dengan seksama materi kontrak kerja sama pembangunan pabrik pengolahan nikel antara Pemerintah RI dengan kedua perusahaan China tersebut, apakah posisi mereka menunjukkan suatu tindakan wanprestasi atau ada unsur manipulasi dan korupsi serta kolusi dengan pejabat penandatanganan kontraknya.
"Meskipun kedua perusahaan itu membayar pajak kepada pemerintah Indonesia, namun penjualan bahan baku nikel yang dilakukan oleh perusahaan China tersebut tidak dibenarkan secara konstitusional," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, perusahaan otomotif milik Elon Musk, Tesla Inc ini telah meneken kontrak pembelian nikel yang dipasok oleh dua perusahaan China, yakni Zhejiang Huayou Cobalt Co dan CNGR Advanced Material Co. Kedua perusahaan ini juga telah berdiri pabriknya di Indonesia.
Nantinya nikel ini akan dipasok dari Morowali, Sulawesi Tengah, untuk memenuhi kebutuhan baterai lithium yang dipesan oleh Tesla.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya menyebutkan, nilai kontrak pembelian bahan baku nikel ini mencapai 5 miliar dollar AS.
"Nanti kita lihat lagi untuk membuat lithium baterai dia. Lokasinya di Morowali, karena ada berapa belas industri di sana. Dia sudah engage di sana. Kontrak dia (Tesla) mungkin sekitar 5 miliar dollar AS," ucap Luhut. [WB]