Seorang Ateis tidak percaya adanya kehidupan setelah mati.
Kemudian dia ditanya, kemana orang yang tertindas sampai mati bisa mendapat keadilan?
Misalnya ada orang difitnah lalu dibunuh. Si pembunuh dan para kolaboratornya hidup bahagia di dunia tanpa penyesalan sedikitpun.
Apakah tidak akan ada ganjaran hukuman sedikitpun kepada mereka? Apakah pelaku dan korbannya akan merasakan hal yang sama, yaitu gelap gulita membusuk bersama semesta?
Maka dalam hati Ateis itu kemudian muncul harapan terpendam, yaitu berharap jika Tuhan itu ada. Akhirat itu ada.
(Pega Aji Sitama)