Mendengar Al-Quran
Oleh: Ustadz Ahmad Sarwat
Reaksi ketika mendengar alunan ayat suci Al-Quran bisa berbeda-beda.
1. Jin kafir
Jin kafir dan setan yang suka merasuki tubuh orang, kalau dengar bacaan Quran, mereka merasa panas dan lari terbirit-birit. Wajar lah, namanya juga jin kafir.
2. Jin Islam
Bagaimana dengan jin Islam?
Ketika rombongan jin Islam mendengar Al-Quran, mereka pun takjub dan kagum.
قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا
Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan (QS Al-Jin : 1)
3. Orang Kafir
Lalu bagaimana dengan orang kafir? Apakah akan merasa panas juga ketika mendengar Al-Quran seperti jin kafir?
Jawabannya tergantung kafir yang mana dulu nih. Kalau kafir nya adalah bangsa Arab musyrikin Mekkah di masa kenabian, justru ketika mendengar lantunan Al-Quran, mereka malah terpesona.
Kok bisa?
Soalnya mereka itu paham bahasa Arab, bahkan mereka menikmati kekuatan sastranya.
Kita tahu bahwa sastra Al-Quran memang yang luar biasa indah, mereka yang paham sastra Arab pastinya akan dibikin ketagihan untuk mendengarkan Al-Quran.
Bahkan meski secara formil mereka anti Al-Quran, tapi dalam hati mereka tetap susah menafikan keindahan Al-Quran.
Bahkan kalau perlu sampai 'nguping' diam-diam di malam hari mereka kerjakan. Kelakuan mereka ini aneh juga, bilangnya anti Qur'an, tapi diam-diam jadi pengagum.
Memang mereka tidak setuju dengan isi kandungan Al-Quran, tapi mereka tetap kagum dengan sastranya.
4. Raja Kristen An-Najasyi
Lain lagi dengan An-Najasyi Raja Habasyah yang Kristen itu. Ketika dia mendengar bacaan Al-Quran, malah berlinang air matanya.
Kok bisa? Kan dia tidak paham bahasa Arab?
Dia memang tidak paham bahasa Arab, tapi tahu makna isi Al-Quran lewat perjemah. Dia terharu karena Qur'an dengan indah menggambarkan proses kelahiran Isa Al-Masih.
وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَىٰ أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ
Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui. (QS. Al-Maidah : 83)
* * *
Lalu bagaimana kita orang Indonesia? Apa reaksi kita yang tidak paham bahasa Arab ketika mendengar bacaan Quran?
Jangan salah, banyak lho yang juga bisa nangis. Ternyata banyak yang pada nangis dan berlinang air mata juga.
Kok bisa? Emangnya pada paham?
Kan imam bacaannya bagus banget, bacanya pakai nangis-nangis segala. Udah gitu lagian jamaah juga pada ikutan nangis. Di kanan nangis, di kiri nangis, depan dan belakang juga pada nangis.
Lha masak saya tidak nangis? Nggak enak dong sama jamaah, ntar dibilang apa sama mereka kalau nggak ikutan nangis.
So, nangis ah. Meski nangisnya karena solider aja. Tapi lumayan lah.
* * *
Tapi teman SD saya pernah nangis waktu dengar Qur'an. Bukan karena terharu, atau solider atau apa. Dia nangis karena sampai umur segini ternyata belum paham-paham juga isi Al-Quran.
Masih belum sempat belajar bahasa Arab, apalagi tafsir. Padahal Inggris lancar, Mandarin lancar, bahkan Korea juga lagi belajar. Justru bahasa Arab malah lupa nggak belajar.
Belajar tafsir? Wah emang bisa belajar tafsir tanpa menguasai bahasa Arab?
Ya, bisa lah. Bahkan bisa lebih lengkap memahaminya, asalkan ada guru tafsirnya yang mumpuni.