Brigadir
Oleh: Adhie M. Massardi
Ini mungkin bukan takdir, Brigadir
Malam itu kadal, kalajengking, kecoak, dan burung hantu
Menyerahkan kotak Pandora, karena itu tak boleh dibuka
Di dalamnya ada tubuhmu, sudah jadi benda membeku
Mereka lumuri dengan lumpur dosa dan kebencian
Airmata Ibumu
Airmata keluargamu
Airmata kekasihmu
Membasuh lumpur itu
Membasuh darah yang tak sempat kering
Ini memang bukan takdir, brigadir
Karena menembak atau ditembak
Membunuh atau dibunuh
Bukanlah pilihan
Karena hidup dan mati hanya milik Tuhan
Tapi kotak Pandora itu terlanjur dibuka
Semua dosa, keserakahan, kebodohan, kepalsuan berhamburan
Menjadi awan hitam menutup langit
Menjadi hujan mengalirkan air deras menyapu markas
Belatung kekuasaan itu adalah monster tak berperasaan
Dari Jumat ke Jumat aparat tetap keparat
Hingga pada akhirnya datanglah hari kiamat
Bintang-bintang berjatuhan
Hingga tak ada lagi yang bisa menyanyi
Tapi jangan-jangan ini takdir, Brigadir
Dan kau adalah martir
Mengalir di atas sungai airmata
Airmata Ibumu, semua ibu
Yang anaknya direnggut dengan biadab
Oleh belatung kekuasaan
Oleh teman-temanmu!
(Bekasi 13 Agustus 2022)
*Penulis adalah mantan Jubir Presiden Gus Dur