[PORTAL-ISLAM.ID] Keinginan Pemerintah memaksakan kelanjutan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara cukup mengherankan.
Penilaian ini datang dari Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS).
Ketidakpastian kondisi ekonomi global dan domestik dapat mempengaruhi rendahnya minat investasi swasta dalam pembangunan IKN. Terutama investor mancanegara.
Jika pembangunan kawasan IKN tetap dilanjutkan maka pembiayaannya akan bergantung pada suntikan modal negara yang dikhawatirkan malah menghambat konsolidasi fiskal di Indonesia.
Direktur Eksekutif CSIS Yose Rizal Damuri menyatakan hingga kini pembiayaan dari pihak swasta dalam proyek pembangunan IKN belum nampak.
Padahal proyek yang diperkirakan menelan dana Rp 466 triliun itu sangat bergantung pada suntikan modal dari investor yang porsinya mencapai 80 persen.
Sedangkan APBN diproyeksikan hanya akan membiayai sebanyak 20 persen dari nilai proyek.
“Adanya krisis keuangan global kita juga bisa melihat bahwa kemampuan swasta turut serta, terutama swasta global dari luar negeri, mungkin tidak setinggi itu.
Apalagi kita juga melihat imbal hasil yang tentunya dibutuhkan akan menjadi sangat besar karena biaya modal yang dibutuhkan untuk berbagai pembangunan infrastruktur akan meningkat dengan adanya krisis,” kata Yose Rizal Damuri seperti dikutip dari VOA pada Selasa (23/08/2022).
Sementara jika pemerintah mengandalkan APBN maka artinya terbuka peluang bagi pemerintah untuk menggunaan alternatif pendanaan dari sumber lain. Seperti dari sektor pajak maupun utang.
Dia menjelaskan kekhawatirannya mengenai nasib proyek IKN di masa depan.
“Khawatirnya bahwa IKN ini akan menjadi proyek yang terlalu besar untuk gagal. Kalau mau dilanjutkan juga biayanya besar.
Tetapi kalau tidak dilanjutkan juga biaya yang sudah ditanamkan sudah terlalu besar, tidak bisa tinggalkan begitu saja,” papar Yose Rizal Damuri. [poskota]