KERETA CEPAT YANG GAK TEPAT
Oleh: Danke Soe Priatna
Kalau mengkaji ulang buku The 7 Habits of Highly Effective People karyanya Stephen Covey, disana dirunut secara jelas bagaimana hierarchy kebutuhan dan prioritas.
Dari mulai yang Penting dan Genting.
Sampai ke yang Tidak Penting dan Tidak Genting.
Dan Project KAC Jkt-Bdg ini, dilihat dari sudut manapun, masuknya ke urusan yang gak genting dan gak penting...
Mau cepat sampe Bandung dari Jakarta??
πDari jaman baheula penerbangan jkt-bdg dari halim ke Husein Sudan tersedia.
30 atau 40 menit sudah nyampe bandung.
Bukan nyampe Padalarang.
Kalau mau lebih baik, tinggal tingkatkan mutu pelayanan, jam penerbangan.
Hal itu tidak akan membuang 118 Triliun utangan dari China.
Nambah beban negara dan tanggung jawab rakyat buat bayar bunga dan cicilanya.
πSuka naik kereta Api??
Jalur kereta api jkt-bdg dari Gambir sampe stasiun Bandung siap melayani dengan waktu tempuh maksimal 3 jam.
Bahkan saat masih ada Argo Gede bisa lebih cepetan lagi.
Tinggal benahi dan perbaiki tata kelolanya.
Dijamin gak akan menghabiskan dana utangan 118T dari China.
Lagian pemandangan jalur KA jkt - bdg sekarang masih layak untuk dinikmati.
Dari kota, pinggiran kota, pesawahan, pegunungan, jembatan pajang, masuk terowongan... semua masih bisa disajikan dengan penuh kenyamanan tanpa hutangan.
πSuka pake mobil??
Jalan tol udah memudahkan dari jkt ke bdg.
Kalau mau gas gasan 2 jam bisa nyampe...
Mau nyantey?
Bisa lewat jalur puncak.
Menikmati indahnya tanah nusantara.
Coba mau lewat mana ke bdg dari jkt??
Sumpah !!
Gk perlu Kereta Api Cepat proyek China itu.
Gk perlu menumpuk hutang buat itu.
Project KAC itu bukan sebuah prestasi.
Melainkan bukti rezim Jokowi tidak mengerti scala prioritas.
Utang 118T.
Untuk membangun sesuatu yg tidak urgent.
Membangun sesuatu yg sudah ada.
Kalau benar rezim Jokowi peduli rakyat.
Lebih baik uangnya buat bangun jembatan atau memperbaiki jembatan penyebrangan yg ambrol, agar anak anak sekolah tidak lagi jadi spiderman gelantungan di atas arus sungai menyebrang demi sekolah...
Lebih baik uangnya buat memfasilitasi anak anak didik dan para guru yang masih harus berenang menuju sekolahnya...
Masih banyak hal yang penting dan mendesak untuk dibangun dan diwujudkan.
Dan bukan Project KAC itu.
Sudah dananya membengkak terus, kesalahan tehnis..
Dan beban hutang yang harus dibayar.
Tapi ya itu....
Indonesia memang masih terlalu banyak Perompak yang kompak.
Penjilat yang saling mengikat.
Pejabat merangkap Penjahat.
Dan Penguasa sekaligus Pengusaha...
Jadi...
Negara dan assetnya sebatas barang dagangan dan sumber penghasilan bagi diri sendiri, keluarga, kelompok dan Anjing penjaga...
NKRI harga mati???
Atau harganya sudah mati. Sudah ada patokan harga. Berapa harga yg harus keluar biar lancar project di NKRI...
Shame on you..
(fb penulis)