Kalau berkaitan dengan Syariat, maka tersulut kebencian kaum sekuler. Lalu menggoreng kasus ini. Seolah siswa itu disiksa, dipukuli jika tidak memakai jilbab. Mediapun menggiring opini, seolah guru guru di sana jahat sekali.
Ada siswa SMK di Sragen depresi hingga percobaan bunuh diri diduga karena Matpel B Inggris.
Ada siswi SMP di Bali bunuh diri diduga stres setelah ujian Matematika.
Ada siswa SD di Sumut bunuh diri diduga karena stres tugas sekolah.
Kasus diatas kita bisa menyimpulkan bukan pelajaran dan tugas sekolahnya yang bermasalah, tapi ada masalah yang sifatnya personal hingga menyebabkan para siswa - siswi tersebut mengalami depresi.
Begitu juga pada kasus siswi di Bantul yang diduga depresi akibat tidak mampu mengikuti program keagamaan tadarus Al-Qur'an kita bisa melihat kasus ini secara personal siswi dan menyelesaikannya secara personal siswi.
Kalau ada satu anak yang tidak mampu mengikuti program ataupun Matpel bukan berarti semua anak harus di downgrade kemampuannya.
(Kang Irvan Noviandana)
