Dalam Surat Keberatan yang ditujukan kepada Pengelola Masjid Agung Sleman, GP Ansor beralasan penolakan karena Ustadz Firanda ceramahnya banyak sekali menciderai umat Islam lainnya sehingga sangat menimbulkan keresahan.
"Kami Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Sleman merasa perlu untuk menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:
Bahwa pada tanggal Sabtu 13 Agustus 2022 di masjid agung akan diselenggarakan Tabligh Akbar mengundang Dr. Firanda Andirja di mana penceramah ini dalam pelacakan dan riwayat ceramahnya banyak sekali menciderai umat Islam yang lainnya, sehingga sangat menimbulkan keresahan.
Untuk itu demi kenyamanan di Kabupaten Sleman kami mengharap Pengelola Masjid Agung Sleman dapat membatalkan kegiatan tersebut."
Demikian kutipan dari Surat Keberatan GP Ansor Sleman.
***
Padahal, Pimpinan GP Ansor Sleman yang melayangkan Surat Keberatan, Ketua dan Sekretarisnya keduanya adalah akademisi semua.
Yang pertama beliau seorang Dosen Kesehatan Masyarakat pada salah satu PTS di Yogyakarta, pendidikan S1 di PTN di Jawa Tengah dan S2 dan S3 di salah satu PTN di Yogyakarta.
Yang kedua beliau dosen di Fakultas Filsafat pada salah PTN di Yogyakarta.
Akademisi selayaknya suka dengan dialog, diskusi, tukar fikiran, toleran dengan perbedaan.
Semestinya demikian.
