Oleh: Naniek S Deyang
Mas Gibran, entah kenapa saya sedih banget melihat video ini. Mungkin Paspampres ini salah, memukul sopir truk yang menurut Anda adalah warga Anda.
Tapi tindakan Anda yang seolah mentang-mentang seorang Walikota dan bisa jadi juga mentang-mentang seorang anak Presiden, sungguh melukai hati prajurit TNI/Polri. Mereka manusia yang juga punya harga diri dan keluarga.
Mas Gibran, jujur saya juga sebel sama Paspampres, dan juga ajudan-ajudan menteri yang dari TNI/Polri, sangar pol, sombong pol dan kaku pol. Tapi kemudian saya pikir ya mungkin standartnya harus seperti itu, sehingga saya maklum.
Tapi mas, sebaliknya sebagai walikota Anda sebetulnya cukup memanggil komandannya, atau meminta dia dengan baik-baik melepas maskernya, untuk minta maaf ke khalayak.
Saya nggak bayangkan rasa malu prajurit ini, mungkin jauh lebih sakit ditonjokin tapi orang gak lihat, dari pada dipermalukan di depan umum dengan Mas Gibran renggut paksa/lepas paksa masker dari mulutnya.
[VIDEO]
Tegas boleh tapi mbok yg slow narik maskernya,manusia tempatnya silap,lupa dan Paspampres hrs dihargai,dihormati,krn pengabdiannya dlm tugas sbg pengamanan Presiden dan keluarganya
— terus semangat,semangat terus (@Budionotaslim3) August 13, 2022
Dia berani ke paspamres ..
— Boss (@BosTemlen) August 12, 2022
Karena anak presiden kah?
Karena sebagai walikota kah?
Bagaimana klo Gibran itu orang biasa? Bisa kah dia bertindak kasar wlo mengatasnamakan melindungi warga?
Kenapa gak minta baik-baik tuk lepas masker dengan bahasa verbal?pic.twitter.com/jRNZP4u3wR