Cinta itu buta. Ketika seseorang sedang dimabuk cinta, maka hilang akal sehatnya. Apa saja dikorbankan demi sang pujaan hati.
Itulah yang dialami Yudi, seorang warga lereng Merbabu. Saat itu Yudi begitu tergila-gila kepada kekasihnya. Yudi rela berkorban apa saja asal bisa bersamanya. Termasuk rela melepaskan agamanya.
Yudi berasal dari keluarga muslim. Lahir dan tumbuh besar dalam ajaran Islam. Tapi dia rela melepaskan agama nenek moyangnya demi bersanding bersama Meta, kekasih hatinya.
Keluarganyapun tak bisa menahannya. Tak bisa menahan anak lelakinya yang sedang terpanah asmara. Merelakan anak mereka berpindah agama ketika akad nikah.
Saat moment sakral pernikahan itu Yudi mengikuti tata cara Budha. Sejak itu Yudi telah menjadi pemeluk.Budha, mengikuti agama sang istri dan keluarganya.
Moment menjadi pengantin baru begitu menyenangkan. Yudi tidak ambil pusing masalah agama. Yang ia fikirkan hanyalah bisa membersamai pujaan hatinya. Bisa hidup bersanding dengannya. Menghabiskan tawa canda bersamanya setiap hari.
Kehidupan pengantin baru itu berjalan normal. Keluarga besar Yudi tetap muslim. Dan keluarga besar Meta tetap Budha. Mereka tak mempermasalahkan masalah keyakinan, yang penting Yudi dan Meta bahagia.
Tapi seiring berjalannya waktu, hati kecil Yudi tak bisa berbohong. Dia rindu kembali dalam pangkuan Islam. Rindu mengerjakan sholat, rindu ke masjid. Sudah 9 tahun dia meninggalkan Islam.
Semakin hari hati Yudi didera gelisah. Ada pertarungan batin yang tidak bisa dihindarinya. Di satu sisi ingin kembali dalam iman Islam, di sisi lain takut kehilangan Meta.
Kegelisahan Yudi tak bisa dibendung. Akhirnya dia memberanikan diri berbicara dengan istrinya tercinta. Berusaha dialog dari hati ke hati. Bahwa hati kecil Yudi ingin kembali menjadi seorang muslim.
Yudi memandang wajah wanita pujaannya, wanita yang diperjuangkannya selama ini. Khawatir ia marah ataupun kecewa. Tapi dugaannya meleset. Ternyata istrinya tak marah. Bahkan Meta juga ingin menjadi seorang muslim.
Yudi ternganga, tak menyangka Meta akan memberikan restu, bahkan akan mengikutinya. Tanpa menunggu lama, sepasang suami istri yang sudah dikarunia 2 anak itu bersyahadat.
Alhamdulillah setahun yang lalu mereka telah bersyahadat. Merubah keyakinan dari Budha ke Islam, alhamdulillah❤️
Kini Yudi, Meta, dan kedua anaknya (Kelas 4 SD dan balita usia 1 th) sudah menjadi seorang muslim. Alhamdulillah hidayah kembali menyapanya setelah murtad selama 9 tahun.
Kami berusaha menyapa keluarga mualaf ini. Memberikan seekor kambing setahun yang lalu. Titipan seseorang yg baik hati. Kini wajah Yudi sudah terlihat berseri-seri, tak ada lagi pertarungan batin dalam dadanya.
Selama ini Yudi hidup sederhana. Dia bekerja sebagai kernet tukang (buruh bangunan). Tugasnya meladeni tukang utama. Mengaduk semen, membawa material bangunan, serta pekerjaan lainnya. Intinya dia bekerja serabutan. Hanya bekerja jika ada yang menyuruh.
Yudi merasa bersyukur bisa kembali dalam pangkuan iman Islam. Berharap bisa menemukan kebahagiaan abadi di surga nanti. Biarlah di dunia ini hidup sederhana, asal jangan menderita di akhirat kelak.
Kembali dalam pangkuan Islam itu sangat menentramkan jiwa....
*dari fb Widi Astuti (aktivis Mualaf Center Jateng)