[PORTAL-ISLAM.ID] JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai polarisasi tak selamanya menimbulkan konflik dan perpecahan. Hal itu dinyatakan Anies menjawab kekhawatiran berbagai pihak soal Pilpres 2024 yang mungkin akan menyebabkan perpecahan seperti pada 2019.
"Tidak selamanya polarisasi itu adalah konflik dan tidak selamanya polarisasi itu adalah perpecahan," ujar Anies dalam sebuah acara di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, 5 Agustus 2022.
Anies pun menjelaskan soal bagaimana perbedaan bisa berujung pada perpecahan. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Rektor Universitas Paramadina itu menyatakan bahwa perbedaan dalam demokrasi adalah keniscayaan. Hanya saja, dia menyatakan tidak semua perbedaan akan berujung pada perpecahan.
"Dalam sebuah demokrasi, ruang perdebatan dibuka. Pandangan A, pandangan B, pandangan C, pandangan D, dan permunculannya itu bisa menimbulkan yang disebut polarisasi," ujar dia.
"Ada urutannya polarisasi itu. Perbedaan pandangan menghasilkan polarisasi, polarisasi bisa friksi, friksi bisa melurus pada konflik, konflik baru perpecahan, jadi ada fasenya. Nah, seringkali kita melihat perbedaan pandangan langsung buru-buru menyimpulkan perpecahan, tidak. Perpecahan itu paling ujung," tuturnya.
Karena itu, Anies menilai ruang perdebatan harus dijaga agar tetap sehat. Dia menilai media berperan penting dalam hal ini. Media dapat menjadi medium bertukar gagasan yang menjamin kesetaraan demi mencapai tujuan yang sama.
"Tujuannya apa? menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar dia.
Menurut Anies, persatuan hanya bisa hadir jika keadilan terwujud.
"Namun akhir-akhir ini, kalau kita bicara persatuan, kita mau menyatukan asal-usul. Padahal asal-usul tidak bisa dipersatukan, yang bisa disatukan tujuan bersama, yakni keadilan sosial," tuturnya.
Kekhawatiran akan adanya polarisasi yang berujung pada perpecahan pada Pilpres 2024 belakangan memang mencuat. Sejumlah kalangan menilai polarisasi seperti 2019 sangat mungkin terjadi jika nantinya hanya akan ada sedikit kandidat yang bersaing. Karena itu, sejumlah upaya agar Pilpres 2024 tidak hanya diikuti oleh dua pasangan calon saja tengah diperjuangkan. Salah satunya adalah melalui uji materi soal ambang batas pencalonan presiden atau Presidential Threshold.
Anies Baswedan sendiri disebut sebagai satu dari tiga calon yang berpeluang besar untuk maju pada Pilpres 2024. Sejumlah survei menyebutkan dia bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai tiga tokoh dengan elektabilitas tertinggi saat ini. Akan tetapi, dari ketiga tokoh itu belum ada satu pun yang dipastikan mendapatkan perahu untuk mencalonkan diri. [Tempo]